Jumat 20 Jan 2023 09:20 WIB

AS Desak Israel dan Palestina Tahan Diri untuk Hindari Eskalasi

Kunjungan AS dilakukan karena kekhawatiran sikap keras Israel terhadap Palestina

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Kunjungan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan dilakukan di tengah kegelisahan di Washington atas kebijakan Netanyahu dan atas beberapa anggota koalisi pemerintahan ultranasionalis dan ultra-Ortodoks yang telah mengambil sikap keras terhadap Palestina.
Foto: AP/Andrew Harnik
Kunjungan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan dilakukan di tengah kegelisahan di Washington atas kebijakan Netanyahu dan atas beberapa anggota koalisi pemerintahan ultranasionalis dan ultra-Ortodoks yang telah mengambil sikap keras terhadap Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan, pada Kamis (19/1/2023) waktu setempat. Kunjungan Sullivan dilakukan di tengah kegelisahan di Washington atas kebijakan Netanyahu dan atas beberapa anggota koalisi pemerintahan ultranasionalis dan ultra-Ortodoks yang telah mengambil sikap keras terhadap Palestina.

Kantor Netanyahu mengatakan, keduanya membahas program nuklir Iran dan cara untuk memperluas perjanjian normalisasi yang dicapai di bawah pemerintahan mantan presiden Donald Trump dengan empat negara Arab yaitu Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Maroko, dan Sudan. Keempat negara Arab ini menormalisasi hubungan dengan Israel pada 2020 di bawah Kesepakatan Abraham atau Abraham Accords yang diinisiasi oleh pemerintahan Trump.

"Saya telah mengenal Presiden (Joe) Biden selama 40 tahun sebagai teman baik Israel. Kami melihat Anda sebagai mitra tepercaya dalam hal memastikan keamanan dan, tentu saja, memajukan perdamaian," kata Netanyahu kepada Sullivan.

Sementara itu, Sullivan mengatakan kepada Netanyahu bahwa komitmen Biden terhadap Israel sangat dalam. "Ini adalah sebuah komitmen yang berakar pada sejarah bersama, kepentingan bersama, dan nilai bersama," ujarnya.