Jumat 20 Jan 2023 12:35 WIB

Kredit Perbankan 2023 Diproyeksikan Tumbuh 12 Persen

Permintaan kredit seiring meningkatnya kinerja korporasi dan konsumsi rumah tangga.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Fuji Pratiwi
Bank Indonesia Perry Warjiyo. Bank Indonesia (BI) mengungkapkan intermediasi perbankan pada 2022 terus meningkat dan diperkirakan berlanjut pada 2023.
Foto: AP/Patrick Semansky
Bank Indonesia Perry Warjiyo. Bank Indonesia (BI) mengungkapkan intermediasi perbankan pada 2022 terus meningkat dan diperkirakan berlanjut pada 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mengungkapkan intermediasi perbankan pada 2022 terus meningkat dan diperkirakan berlanjut pada 2023. Dengan perkembangan tersebut serta sinergi kebijakan yang dilakukan otoritas, sektor keuangan, dan dunia usaha maka pertumbuhan kredit pada 2023 diperkirakan berada pada kisaran 10 hingga 12 persen.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pertumbuhan kredit perbankan pada Desember 2022 tumbuh 11,35 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. "Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar 5,24 persen," kata Perry dalam konferensi pers Rapat dewan Gubernur (RDG) Bulanan, Kamis (19/1/2022).

Baca Juga

Dia menjelaskan, peningkatan pertumbuhan kredit terjadi merata pada seluruh sektor ekonomi dan seluruh jenis kredit. Terutama untuk kredit investasi dan kredit modal kerja.

Perry menambahkan, pemulihan intermediasi juga terjadi pada perbankan syariah dengan pertumbuhan pembiayaan pada Desember 2022 sebesar 20,1 persen dibandingkan periode yang sama apa tahun sebelumnya. "Ini tinggi dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya sebesar 6,6 persen," ungkap Perry.

Untuk segmen UMKM, Perry menyebut pertumbuhan kredit juga terus berlanjut, khususnya penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tumbuh tinggi sebesar 29,66 persen. Perbaikan intermediasi perbankan didukung sisi penawaran kredit sejalan likuiditas perbankan yang memadai dan standar penyaluran kredit atau pembiayaan yang longgar.

Permintaan kredit juga meningkat sejalan kinerja korporasi dan konsumsi rumah tangga yang membaik. "Ini yang mendorong kenaikan permintaan pembiayaan," ucap Perry.

Perry memastikan Bank Indonesia akan melanjutkan kebijakan makroprudensial yang akomodatif, inklusif, dan berkelanjutan. Hal tersebut dilakukan untuk mendorong pertumbuhan kredit atau pembiayaan perbankan kepada sektor-sektor prioritas yang belum pulih, Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan kredit atau pembiayaan hijau dalam rangka mendukung pemulihan perekonomian.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement