REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat sepak bola Indonesia, Mohamad Kusnaeni mengatakan pencalonan beberapa pejabat publik di kepengurusan PSSI periode 2023-2027 menunjukkan betapa pentingnya sepak bola Indonesia sehingga orang-orang yang punya kedudukan ingin juga terlibat mengurus sepak bola Indonesia. Ini menjadi kesempatan untuk sungguh-sungguh melakukan transformasi.
Sejauh ini, ada beberapa nama besar seperti Menteri BUMN Erick Thohir dan Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti yang mencalonkan diri sebagai Ketum PSSI, kemudian Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali yang mencalonkan diri sebagai Waketum PSSI.
Hal ini cukup untuk menyebut KLB PSSI 2023 sebagai Perang para Bintang. Tapi Kusnaeni menegaskan bahwa hal ini tidak menyalahi aturan. Pasalnya, tidak ada aturan dalam Statuta PSSI yang melarang pejabat publik maupun militer untuk terlibat dalam mengurus sepak bola Indonesia.
"Entah itu pejabat publik, militer, sipil dan yang lainnya, semua orang mendapatkan peluang apabila memenuhi kriteria tertentu, seperti telah beraktifitas 5 tahun di sepak bola Indonesia, tidak pernah dipidana dll, selama itu bisa dipenuhi memang tidak ada larangan," kata Kusnaeni, Jumat (20/1/2023).
Selain itu, ia menilai, banyaknya pejabat publik atau tokoh yang mencalonkan diri sebagai pengurus PSSI, menunjukkan organisasi PSSI sangat seksi dan punya daya tarik besar sehingga bukan hanya pegiat sepak bola saja yang tertarik, tapi bahkan mereka yang selama ini tidak terlalu dekat dengan sepak bola pun punya ketertarikan untuk mengurus sepak bola Indonesia.
"Ini menunjukkan betapa pentingnya sepak bola Indonesia, bahwa orang-orang yang punya kedudukan yang cukup tinggi ingin juga ikut berpartisipasi dalam mengurus sepak bola Indonesia," katanya.
"Di sisi lain, kita juga memang membutuhkan orang-orang ini karena saat ini sepak bola kita sedang dalam situasi krisis. Kita sedang melakukan upaya transformasi dan ini mungkin butuh power yang besar sehingga kehadiran mereka adalah sebagai kesempatan untuk sungguh-sungguh melakukan transformasi," kata dia.