Jumat 20 Jan 2023 17:30 WIB

Dapat Bantuan Militer dari AS, Presiden Ukraina: Terima Kasih Presiden Joe Biden

AS memberikan paket bantuan senjata dan amunisi ke Ukraina senilai 2,5 miliar dolar.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
 Presiden AS Joe Biden (kanan) mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kiri) di Oval Office Gedung Putih, di Washington DC, AS, 21 Desember 2022 di Washington. Zelenskyy menyampaikan terima kasih kepada Amerika Serikat (AS) atas bantuan paket senjata dan amunisi senilai 2,5 miliar dolar AS. Zelensky juga menyambut bantuan kendaraan tempur untuk negaranya.
Foto: EPA-EFE/Oliver Contreras
Presiden AS Joe Biden (kanan) mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kiri) di Oval Office Gedung Putih, di Washington DC, AS, 21 Desember 2022 di Washington. Zelenskyy menyampaikan terima kasih kepada Amerika Serikat (AS) atas bantuan paket senjata dan amunisi senilai 2,5 miliar dolar AS. Zelensky juga menyambut bantuan kendaraan tempur untuk negaranya.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV – Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyampaikan terima kasih kepada Amerika Serikat (AS) atas bantuan paket senjata dan amunisi senilai 2,5 miliar dolar AS. Zelensky juga menyambut bantuan kendaraan tempur untuk negaranya.

“Terima kasih Presiden AS Joe Biden karena memberi Ukraina paket dukungan pertahanan kuat lainnya senilai 2,5 miliar dolar AS,” tulis Zelenskyy di akun Twitter pribadinya, Jumat (20/1/2023).

Baca Juga

Dia pun mengapresiasi pengiriman kendaraan militer Stryker dan kendaraan tempur infanteri Bradley serta sistem pertahanan udara Avenger yang disertakan dalam paket bantuan AS. “Ini bantuan penting dalam perjuangan kami melawan agresor,” ujar Zelenskyy.

Sejumlah menteri pertahanan Barat berkumpul di Pangkalan Udara Ramstein, Jerman, Jumat. Mereka hendak membahas bantuan militer apa yang akan diberikan kepada Ukraina di masa mendatang. Selain itu, mereka pun bakal mendiskusikan tenTang siapa yang akan menyediakan tank tempur untuk Ukraina. Kiev telah menyampaikan bahwa mereka sangat membutuhkan tank tempur untuk merebut kembali wilayah yang sudah dikuasai Rusia.

Sejauh ini AS menolak mengirimkan tank M1 Abrams. Alasannya karena perawatan yang ekstensif dan kompleks serta tantangan logistik. Washington lebih menyarankan tank jenis Leopard. Sebab banyak sekutu Barat yang memilikinya. Pasukan Ukraina pun hanya perlu dilatih untuk mengoperasikannya.

Sementara itu Inggris sudah mengumumkan akan mengirimkan tank Challenger 2 untuk Ukraina. Dalam pengarahan pers pada Kamis (19/1/2023), juru bicara Pentagon Sabrina Singh turut menyarankan agar tank yang dikirim Ukraina adalah Leopard dan Challenger dibanding Abrams. “Ini lebih merupakan masalah keberlanjutan. Maksud saya, ini (Abrams) adalah tank yang membutuhkan bahan bakar jet, sedangkan Leopard dan Challenger, ini adalah mesin yang berbeda,” ucap Singh.

Menurutnya Leopard dan Challenger sedikit lebih mudah dirawat kata. “Mereka dapat bermanuver melintasi sebagian besar wilayah sebelum mereka perlu mengisi bahan bakar. Pemeliharaan dan biaya tinggi yang diperlukan untuk mempertahankan Abrams; tidak masuk akal untuk memberikannya kepada  Ukraina saat ini,” ujar Singh.

Sementara itu Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, dia yakin negaranya akan memenangkan peperangan di Ukraina. Putin menjelaskan beberapa alasan mengapa dia memiliki keyakinan tersebut.

“Dalam hal mencapai hasil akhir dan kemenangan yang tak terelakkan (di Ukraina), ada beberapa hal; Ini adalah persatuan serta kohesi rakyat Rusia dan multinasional Rusia, keberanian dan kepahlawanan para pejuang kita, dan tentu saja pekerjaan kompleks industri militer serta pabrik seperti milik kalian dan orang-orang seperti kalian. Kemenangan sudah pasti, saya tidak meragukannya,” kata Putin saat berbicara di hadapan kelompok pekerja yang bekerja di pabrik pembuatan sistem pertahanan Rusia, Rabu (18/1/2023).

Putin mengungkapkan, perusahaan senjata Rusia memproduksi rudal anti-pesawat dalam jumlah yang hampir sama dengan gabungan seluruh dunia serta tiga kali lebih banyak dibandingkan Amerika Serikat (AS). Sebelumnya Putin sempat menghadiri sebuah acara untuk memperingati berakhirnya pengepungan pasukan Nazi terhadap Leningrad yang kini dikenal sebagai St Petersburg pada Perang Dunia II.

Acara tersebut dihadiri para veteran militer Rusia. Kepada mereka Putin menyampaikan bahwa operasi militer yang kini sedang berlangsung di Ukraina bertujuan membela etnis Rusia dan penutur bahasa Rusia. Dalam pandangan Moskow, mereka menjadi sasaran diskriminasi sistematis di Ukraina.

“Apa yang kami lakukan hari ini, termasuk dengan operasi khusus kami, adalah upaya untuk menghentikan perang ini dan melindungi rakyat kita yang tinggal di wilayah ini. Ini adalah wilayah sejarah kita,” kata Putin, merujuk pada fakta bahwa Ukraina pernah menjadi bagian dari Kekaisaran Rusia.

Perang Rusia-Ukraina telah berlangsung hampir 11 bulan. Baik Moskow maupun Kiev belum menunjukkan iktikad untuk merundingan kesepakatan damai atau gencatan senjata. Sementara itu Barat masih terus memasok persenjataan untuk Kiev. Moskow menilai aksi Barat hanya akan memperpanjang pertempuran.

sumber : AP/Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement