Jumat 20 Jan 2023 19:52 WIB

Presiden Korsel Tegaskan Kembali Komitmen Terhadap Perjanjian Nuklir

Penegasan tersebut disampaikan di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.

Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeon menegaskan kembali komitmen negara itu terhadap Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan mengatakan bahwa sikap tunduk pada perjanjian tersebut merupakan pilihan yang realistis dan rasional.
Foto: Jung Yeon-je/Pool Photo via AP
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeon menegaskan kembali komitmen negara itu terhadap Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan mengatakan bahwa sikap tunduk pada perjanjian tersebut merupakan pilihan yang realistis dan rasional.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol menegaskan kembali komitmen negara itu terhadap Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan mengatakan bahwa sikap tunduk pada perjanjian tersebut merupakan pilihan yang realistis dan rasional.

Dalam sebuah wawancara dengan Wall Street Journal di sela-sela Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, Yoon mengatakan tetap berkomitmen untuk bekerja sama dengan Washington melawan ancaman nuklir Korea Utara (Korut). "Saya dapat meyakinkan Anda bahwa pilihan realistis dan rasional Republik Korea adalah untuk sepenuhnya menghormati ketentuan NPT," kata Yoon, merujuk pada nama resmi negara itu.

Baca Juga

"Saya sepenuhnya yakin dengan perluasan langkah pencegahan AS."

Untuk tujuan tersebut, dia mengatakan kedua negara tengah mempersiapkan perencanaan bersama yang lebih kuat dan pelaksanaan bersama dalam mengoperasikan aset nuklir AS di Semenanjung Korea.

Pernyataan itu disampaikan setelah Yoon mengisyaratkan kemungkinan Seoul membangun persenjataan nuklir sendiri untuk pertahanan saat penyampaian laporan kebijakan oleh menteri luar negeri dan menteri pertahanan pada awal bulan ini.

Seorang pejabat kepresidenan kemudian menjelaskan bahwa komentar tersebut harus dipahami sebagai pernyataan komitmen tegas Yoon di tengah meningkatnya ancaman senjata nuklir Korut. Wall Street Journal menilai bahwa Yoon memperhalus pernyataannya tentang pengembangan senjata nuklir Seoul sendiri.

Terkait keinginan Jepang untuk memperkuat kapasitas militernya, Yoon mengatakan dirinya memahami langkah tersebut dan menekankan pentingnya kerja sama keamanan trilateral. "Saya percaya bahwa kerja sama trilateral sangat penting, dan, dalam hal ini, saya tidak melihat ada banyak masalah terkait upaya Jepang untuk memperkuat kemampuan mereka sendiri."

Mengenai Undang-undang Pengurangan Inflasi AS yang dikhawatirkan merugikan produsen mobil Korsel, seperti Hyundai Motor Co dan Kia Corp, di pasar AS, Yoon mengatakan masalah yang paling penting adalah pelaksanaan hukum secara aktual dan ketentuan yang relevan.

Selain itu, penting juga untuk memastikan bahwa perusahaan Korsel tidak akan terkena terlalu banyak risiko. Yoon mengatakan akan mengunjungi China untuk bertemu dengan Presiden Xi Jinping, tetapi tidak merinci kemungkinan tanggal kunjungan tersebut.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement