REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Daerah (Pemda) DIY memfokuskan pembangunan di kawasan selatan DIY. Pasalnya, angka kemiskinan di kawasan selatan DIY lebih tinggi, terutama di Kabupaten Kulon Progo dan Gunungkidul.
Hal tersebut disampaikan Plh. Asisten Bidang Pemerintahan dan Administrasi Umum Setda DIY, Beny Suharsono menyusul BPS yang merilis data di Januari 2023 ini bahwa angka kemiskinan di DIY naik dan tertinggi di Pulau Jawa.
"Kemiskinan tertinggi di atas rata-rata itu ada di selatan semua, maka perintahnya Pak Gubernur (Sri Sultan Hamengku Buwono X) melalui misinya beliau pembangunan wilayah selatan. Kan konkrit sebetulnya," kata Beny di Komplek Kepatihan, Yogyakarta, Jumat (20/1/2023).
Beny menyebut, pembangunan kawasan selatan DIY yang sudah dilakukan salah satunya Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS). Selain itu, akses wisata juga dibuka di kawasan selatan DIY.
"Kan orang bisa misuh ke Gunungkidul macet, crowded, ke obyek tidak bisa masuk, nah itu kita buka aksesnya," ujar Beny yang juga Kepala Bappeda DIY tersebut.
Selain itu, pengembangan kawasan wisata juga dilakukan di kawasan selatan DIY. Salah satunya kawasan Mangunan yang dikelola oleh kelompok sadar wisata di kawasan tersebut.
"Itu kita kembangkan semuanya di selatan, itu bantuan-bantuan langsung dari Pak Gubernur. Contoh ada Breksi, Mangunan, macam-macam dikembangkan seperti itu. Semua kita geser ke selatan, tinggal kita susun master plan-nya," jelas Beny.
Beny juga menyebut, pihaknya fokus pada pengentasan kemiskinan dan ketimpangan di DIY di 2023 ini. Selain itu, pihaknya juga menyiapkan seperangkat program guna menangani kemiskinan ekstrem di 2024. "Itu yang harus segera kita selesaikan," tambahnya.
Seperti diketahui, data BPS menunjukkan bahwa persentase penduduk miskin DIY di Januari 2023 sebesar 11,49 persen. Dengan begitu, terdapat sebanyak 463,63 ribu orang miskin di DIY saat ini.
Angka ini naik dibandingkan kondisi Maret 2022, dimana persentase penduduk miskin pada saat itu 11,34 persen, dan jumlah penduduk miskin sebanyak 454,76 ribu orang. Kondisi tersebut, membuat DIY menjadi daerah paling miskin di Pulau Jawa dengan angka kemiskinan di atas rata-rata nasional sebesar 9,57 persen.
Lebih lanjut, garis kemiskinan pada September 2022 tercatat sebesar Rp 551.342 per kapita/bulan. Yakni dengan komposisi garis kemiskinan makanan sebesar Rp 398.363 atau 72,25 persen, dan garis kemiskinan bukan makanan sebesar Rp 152.979 atau 27,75 persen.