Jumat 20 Jan 2023 20:07 WIB

Parlemen Eropa Serukan Garda Revolusi Iran Masuk Daftar Teroris

Garda Revolusi Iran dinilai mengabaikan martabat manusia dan aspirasi demokrasi.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
 Pasukan Garda Revolusi paramiliter Iran berbaris selama parade militer memperingati dimulainya perang Irak-Iran 1980-88, di depan kuil mendiang pendiri revolusioner Ayatollah Khomeini, tepat di luar Teheran, Iran, Kamis, 22 September, 2022. Parlemen Eropa Serukan Garda Revolusi Iran Masuk Daftar Teroris
Foto: AP/Vahid Salemi
Pasukan Garda Revolusi paramiliter Iran berbaris selama parade militer memperingati dimulainya perang Irak-Iran 1980-88, di depan kuil mendiang pendiri revolusioner Ayatollah Khomeini, tepat di luar Teheran, Iran, Kamis, 22 September, 2022. Parlemen Eropa Serukan Garda Revolusi Iran Masuk Daftar Teroris

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Parlemen Eropa mendesak Uni Eropa pada Kamis (19/1/2023) untuk menempatkan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran pada daftar kelompok teroris. Anggota parlemen UE berhasil mendapatkan mayoritas besar untuk mendesak 27 negara anggota UE untuk mengambil tindakan hukuman semacam itu.

Resolusi tersebut mengatakan rezim Iran secara terang-terangan mengabaikan martabat manusia dan aspirasi demokrasi warganya sendiri serta dukungannya kepada Rusia memerlukan penyesuaian lebih lanjut dalam posisi UE terhadap Iran.

Baca Juga

“Semua yang bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi manusia harus menghadapi sanksi UE, dan Korps Pengawal Revolusi Islam harus masuk dalam daftar teroris UE,” desak anggota Parlemen Eropa (MEP), dilansir dari Anadolu Agency, Jumat (20/1/2023).

Mereka juga meminta UE dan negara-negara anggotanya untuk menambahkan pasukan tambahan IRGC, termasuk milisi paramiliter Basij dan Pasukan Quds, ke dalam daftar teroris UE. “Negara mana pun di mana IRGC mengerahkan operasi militer, ekonomi, atau informasi harus memutuskan dan melarang hubungan dengan organisasi ini,” kata resolusi itu.

Parlemen Eropa juga mendesak Uni Eropa untuk memperluas daftar sanksi untuk mencakup semua individu dan entitas yang bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi manusia dan anggota keluarga mereka, termasuk Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, Presiden Ebrahim Raisi, Jaksa Agung Mohammad Jafar Montazeri dan semua yayasan terkait dengan IRCG.

Sementara itu, Parlemen Eropa mengutuk sekeras-kerasnya hukuman mati dan eksekusi pengunjuk rasa damai di Iran dan meminta otoritas Iran untuk mengakhiri tindakan keras terhadap warganya sendiri. Parlemen Eropa juga mendesak otoritas rezim Iran untuk memastikan pembebasan segera dan tanpa syarat dari semua pengunjuk rasa yang dijatuhi hukuman mati.

Mereka juga mengutuk fakta proses pidana dan hukuman mati telah dipersenjatai oleh rezim untuk membasmi perbedaan pendapat dan menghukum orang karena menggunakan hak-hak dasar mereka. "Mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan ratusan pengunjuk rasa harus diadili," tambah mereka.

Resolusi itu juga menyerukan perluasan tindakan pembatasan terhadap Iran karena terus menyediakan kendaraan udara tak berawak (UAV) dan berencana untuk menyediakan rudal permukaan-ke-permukaan ke Rusia. Akhirnya, anggota Parlemen Eropa menyatakan keprihatinan mendalam atas represi transnasional struktural yang dilakukan oleh otoritas Republik Islam, yang meliputi spionase dan pembunuhan, terhadap diaspora Iran yang tinggal di Uni Eropa.

Mereka meminta UE dan negara-negara anggota untuk melindungi mereka yang terkena dampak lebih kuat dari penindasan semacam itu. Resolusi Parlemen Eropa datang menjelang pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa pada Senin, di mana sanksi tambahan terhadap Teheran diperkirakan akan dilakukan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement