REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) terus menggencarkan pengembangan usaha Balai Ternak Kelompok Unggas di Provinsi Jawa Timur. Kali ini meluas ke wilayah Kabupaten Ngawi. Peluncuran Balai Ternak ini merupakan rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Baznas RI ke-22 yang jatuh pada 17 Januari 2023.
Peluncuran Balai Ternak tersebut diselenggarakan di Dusun Watukaras, RT 05 RW 05, Desa Jenggrik, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur, Jumat (20/12/2022). Turut hadir Pimpinan Baznas Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Saidah Sakwan, Pimpinan BAZNAS Pembina Wilayah Provinsi Jawa Timur Kolonel (Purn) Nur Chamdani.
Selain itu juga, Deputi II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan HM Imdadun Rahmat, Bupati Ngawi, Pimpinan Baznas Provinsi Jawa Timur, Pimpinan Baznas Kabupaten Ngawi, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Ngawi, Owner PT Bintang Tama Santosa (BTS), Camat, Kepala Desa, Ketua RW, Ketua RT dan Para Tokoh Masyarakat setempat.
Target penerima manfaat dari program ini adalah masyarakat yang bersemangat untuk beternak, masuk kategori fakir atau miskin, bertekad kuat memperbaiki taraf hidup, dan secara fisik mampu bekerja keras serta record kemitraan sebelumnya. Dasar prioritas keluarga yang diintervensi modal adalah yang masuk kategori miskin dan fisabilillah.
Pada tahun 2023, pengembangan program Balai Ternak Kelompok Unggas akan dikembangkan ke wilayah Jawa Timur, tepatnya di Kabupaten Ngawi. Pertimbangan pemilihan wilayah tersebut dikarenakan sebagai wilayah yang populasi ayam pedaging cukup banyak.
Pimpinan Baznas RI Saidah Sakwan mengatakan, Balai Ternak kelompok unggas BAZNAS merupakan respon atas kebutuhan percepatan mewujudkan kemandirian masyarakat miskin di pedesaan dan potensi pengembangan usaha ayam pedaging yang sangat potensial."Adapun target penerima manfaat dari program ini adalah masyarakat yang bersemangat untuk beternak, masuk kategori fakir atau miskin, bertekad kuat memperbaiki taraf hidup, dan secara fisik mampu bekerja keras serta record kemitraan sebelumnya. Dasar prioritas keluarga yang diintervensi modal adalah yang masuk kategori miskin dan fisabilillah," ujarnya.
Saidah menjelaskan, sebelumnya Baznas telah menjalankan program balai ternak kelompok unggas di wilayah Provinsi Jawa Tengah, dan kali ini berkembang ke wilayah Jawa Timur, tepatnya di Kabupaten Ngawi. Pada akhir tahun 2022 lalu, Baznas juga telah mengembangkan program Balai Ternak di Kabupaten Madiun.
"Kami berharap, melalui program Balai Ternak Baznas Kelompok Unggas ini dapat memberikan dampak ekonomi bagi para mustahik sehingga peternak bisa mandiri dan berdaya. Selain dampak ekonomi, program pemberdayaan ini kita harapkan juga dapat meningkatkan nilai sosial dan spiritual peternak mustahik," Nur Chamdani.
Menurutnya, Baznas juga akan terus memberikan pendampingan secara teknis dalam keberlangsungan pengembangan Balai Ternak Baznas Kelompok Unggas di Kabupaten Ngawi. “Pertimbangan pemilihan wilayah tersebut dikarenakan sebagai wilayah yang populasi ayam pedaging cukup banyak,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Ngawi menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Baznas yang telah berupaya dalam memberdayakan masyarakat Ngawi melalui program Balai Ternak Kelompok Unggas Baznas.
"Semoga program ini dapat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat Madiun sehingga mampu memberikan kesejahteraan bagi para penerima manfaat," ujarnya.
Sementara ini, jumlah peternak yang sudah terseleksi tercatat sebanyak 15 orang yang berasal dari sejumlah desa, antara lain; Desa Enggrik, Sobontoro, Majasem, Ginuk, Margomulyo, Kuniran, Tulakan, Turi, Ploso dan Desa Katikan, nantinya jumlah peternak yang dikembangkan sebanyak 30 orang.
Balai Ternak Kelompok Unggas yang dikembangkan menerapkan pola kemitraan usaha peternakan ayam ras pedaging yang dilakukan dengan pola inti plasma. Yaitu, kemitraan atau kerja sama antara peternak mitra dan perusaahan mitra, dimana peternak bertindak sebagai plasma dan perusahaan bertindak sebagai inti.
Pada pola inti plasma ini, perusahaan menyediakan sarana produksi ternak, seperti pengadaan ternak ayam umur satu hari (day old chick atau DOC), pakan, obat-obatan, bimbingan teknis dan memasarkan hasil. Sedangkan plasma menyediakan kandang dan peralatannya serta biaya operasional yang meliputi listrik, air, pemanas dan tenaga kerja.