REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Dokumentasi berikut ini menunjukkan riwayat kesehatan Pendiri Dinasti Ayyubiyah, Salahuddin al-Ayyubi.
Dokumen yang berusia lebih dari 1200 tahun ini merupakan catatan diagnose sekaligus resep medis yang ditulis dokter pribadi Salahuddin yang beragama Yahudi, yaitu Musa bin Maimun. Untuk pertama kalinya, dokumen ini dipublikasikan peneliti Mesir Husam al-Hariri di Kairo, sebagaimana dikutip dari youm7, Sabtu (21/1/2023).
Dokumen yang tertulis dengan bahasa Arab dan Ibrani ini, menyebut ramuan dari glukosa, jus lemon, daun mint hijau, dan bahan lain.
Secara lebih rinci lagi, terdiri beberapa resep herbal berupa lemon, selasih, mint, rhamnus (belukar berduri), almon, pistacio, dan walnut. Ramuan-ramuan alami ini kerap digunakan sebagai pengobatan pada era awal, sebelum adanya bahan-bahan kimia seperti sekarang.
Selain resep obat, dokumen ini juga memuat arahan Musa bin Maimun agar menghindari kurma yang belum matang, anggur, almon hijau,
Ceratonia silique atau carob, kacang hijau, wortel, dan cuka. Musa bin Maimun yang dikenal dengan Maimonides adalah rabi Yahudi, filsuf, dan seorang dokter yang lahir di Kordoba, Spanyol. Karya-karyanya banyak menginspirasi non-Yahudi, termasuk persinggungan pemikirannya banyak didiskusikan di antara para pemikir klasik Muslim. Di antara karyanya adalah Qism al-Athibba’. Musa bin Maimun lantas pindah dan menetap di Mesir, menjadi salah satu tim medis utama Salahuddin al-Ayyubi.
Lantas apa penyebab kematian Salahuddin al-Ayyubi? Upaya dilakukan para ahli untuk mengungkap sebab kematian pendiri Dinasti Ayyubiyah, Salahuddin al-Ayyubi yang wafat pada 1193 di usia 56 tahun.
Mengutip Arabicpost, yang dinukilkan dari The Guardian, Steven Gluckman, guru besar kedokteran di Universitas Pennsylvania, mengakui sulitnya menemukan penyebab kematian Salahudiddin.
Ini karena minimnya informasi, dan bukti fisik, sementara kesaksian-kesaksian sejarah sebagiannya diragukan. Kendati demikian yang hanya diduga secara kuat adalah waktu sakit Salahuddin sebelum meninggal, yaitu dua pekan.
Pembahasan ini pun pernah mengemuka pada Konferensi klinikopatologis Sejarah di Amerika Serikat. Beberapa kemungkinan penyebab kematian Salahuddin, dalam diskusi yang cukup panjang, adalah antara lain pusing dan demam kuning (yellow jack) yang diakibatkan serangan virus melalui gigitan nyamuk, ada pula kemungkinan meningitis.
Namun Gluckman, berdasarkan analisis bukti minim yang ada, dia memprediksi kemungkinan lain yang menjadi penyebab wafat Salahuddin yaitu akibat infeksi bakteri dan atau tipus. Hal ini berangkat dari fakta bahwa, pada masa itu, penyakit mematikan dengan masa sakit selama dua pekan biasanya adalah infeksi bakteri dan tipus.
Namun, prediksi ini dibantah sebagian pakar. Hal ini mengingat, bukti sejarah yang ada juga menyebutkan Salahuddin tidak pernah menderita sakit apapun di perutnya. Apalagi, catatan sejarah tersebut dikisahkan oleh para penulis yang tak memiliki latar belakang medis.