Hadapi Tech Winter, Industri E-Commerce Berlomba Berbenah Perkuat Strategi bagi Pengguna

Red: Fernan Rahadi

E-Commerce
E-Commerce | Foto: dokpri

REPUBLIKA.CO.IDm JAKARTA -- Sepanjang tahun 2022, sejumlah perusahaan teknologi mengalami pasang surut dalam perjalanan bisnisnya. Kondisi ekonomi global tak menentu yang dihadapi mendorong bisnis e-commerce untuk melakukan berbagai perubahan dan merancang strategi baru yang tepat untuk terus tumbuh dan berkembang. 

Masing-masing pemain e-commerce mengatur ulang strategi, karena bagaimanapun e-commerce memiliki peran terhadap individu juga keberlangsungan bisnis. Skema strategi yang dilakukan bukan hanya meliputi berbagai promo dan diskon terbaik untuk menarik pengguna, tetapi wadah yang dapat mendukung penjual untuk bertahan menjaga keberlangsungan bisnisnya. 

Shopee, Tokopedia, dan Lazada terus mendominasi pasar e-commerce Tanah Air. Berdasarkan data App Annie di sepanjang tahun 2022, Shopee tercatat sebagai platform belanja online nomor satu di Indonesia dengan jumlah total unduhan terbanyak baik di Google Play atau Apple Store, juga menjadi platform belanja online nomor 1 dalam jumlah pengguna aktif bulanan terbanyak. 

Semakin diperkuat dengan data dari SimilarWeb, Shopee adalah marketplace dengan pengunjung website tertinggi dengan rata-rata 181 juta pengunjung per bulannya pada tiga bulan terakhir (Oktober-Desember 2022), memimpin jauh dengan rata-rata selisih 46 juta pengunjung per bulannya, dari Tokopedia, yang menempati posisi kedua dengan rata-rata 135 juta pengunjung per bulannya.

Data tersebut selaras dengan beberapa hasil riset yang dilakukan pada kuartal empat tahun 2021 hingga 2022 kemarin. Pada awal tahun 2022, Ipsos merilis hasil riset persaingan dalam industri e-commerce, dimana Shopee menduduki peringkat pertama pada empat penilaian indikator yang digunakan dalam survei.

1. Indikator merek yang paling sering digunakan atau Brand Use Most Often (BUMO). Berdasarkan BUMO ini, 54 persen responden memilih Shopee, disusul dengan Tokopedia (30 persen) dan Lazada (13 persen).

2. Indikator Top of Mind, Shopee menduduki peringkat pertama 54 persen, diikuti oleh Tokopedia (27 persen) dan Lazada (12 persen). Artinya Shopee adalah merek atau platform e-commerce yang paling diingat oleh mayoritas konsumen Indonesia.

3. Indikator pangsa pasar jumlah transaksi (Share of Order), Shopee juga berhasil mencatatkan pangsa pasar jumlah transaksi tertinggi dalam tiga bulan transaksi, yakni 41 persen, diikuti dengan Tokopedia (34 persen) dan Lazada (16 persen).

4. Indikator pangsa pasar nilai transaksi, Shopee menduduki peringkat pertama yang mencatatkan pangsa pasar nilai transaksi terbesar, yaitu 40 persen. Peringkat kedua disusul oleh Tokopedia (30 persen) dan Lazada (16 persen).

Skema strategi tiga pemain e-commerce ini semakin terlihat hingga kuartal 4 tahun 2022. Riset Snapcart terkait 'Semarak Festival Belanja Akhir Tahun: Kunci Utama Daya Tarik E-Commerce' melihat adanya lima indikator konsiderasi masyarakat dalam memilih sebuah platform untuk dimanfaatkan saat kampanye harbolnas. Dari lima indikator, yakni harga terjangkau, gratis ongkos kirim atau ongkos kirim murah, pilihan jenis kategori produk yang beragam dan lengkap, menyediakan fitur tambahan selain ntuk berbelanja, serta menyediakan metod pembayaran cicilan, Shopee selalu unggul dibandingkan dengan dua kompetitornya tersebut.

Belakangan, seluruh e-commerce juga berlomba-lomba mengeluarkan fitur interaktif untuk menghadirkan pengalaman belanja lebih menyenangkan. Pada riset Desember 2022, Snapcart mengungkap beberapa fitur-fitur interaktif yang dikenal, sebanyak 37 persen responden memilih Shopee Live sebagai fitur yang paling disukai. Posisi berikut nya terdapat TikTok (30 persen), Shopee Video (23 persen), Tokopedia Play (7 persen), dan (1 persen) untuk BukaLive, LazLive dan LazadaFeed. Inovasi tiada henti, harga yang terjangkau, dan produk yang lengkap menjadikan e-commerce terus dilirik oleh pembeli.

Mengutip dari paparan riset Snapcart Desember 2022, Direktur Snapcart Indonesia  Astrid Wiliandry, mengatakan, menariknya, fitur-fitur ini juga sangat membantu dalam strategi penjual khususnya lokal untuk menjaga keberlangsungan bisnisnya. 

"Melalui interaksi yang lebih dekat dan konten kreatif, para penjual lokal dapat semakin terdorong untuk meningkatkan eksposur produknya dan memperluas jangkauan ke seluruh lapisan masyarakat. Faktor yang mendorong perkembangan dan kemajuan pelaku usaha khususnya lokal," katanya.

Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menganggap Shopee sebagai salah satu platform penjualan online yang konsisten dalam membawa kemudahan berbelanja, melalui ragam inovasi, program, dan fitur interaktif untuk para penggunanya, baik itu pembeli maupun penjual.

Riset Katadata Insights Center bertajuk ‘MSME Study Report: Peran Marketplace bagi UMKM’ mengungkap bahwa sebanyak 57 persen pelaku usaha menyampaikan nilai penjualan terbesar berasal dari Shopee, yang diikuti oleh Tokopedia (28 persen), Lazada (6 persen), Bukalapak (3 persen), Blibli (2 persen), dan lainnya (3 persen). Data ini semakin mengukuhkan posisi Shopee sebagai e-commerce pilihan utama, tidak hanya bagi para pengguna, melainkan juga bagi para penjual yang berjualan online di platform e-commerce.

Berdasarkan hasil survei yang sama, promosi hari khusus Shopee dianggap paling membantu bisnis oleh mayoritas pelaku usaha (50 persen), lalu diikuti oleh promosi Waktu Indonesia Belanja dari Tokopedia (12 persen). Hal ini menjadi salah satu faktor pendorong kenapa para penjual menempatkan Shopee sebagai e-commerce utama untuk usaha berjualan online mereka. 

Para penjual tentunya merasakan manfaat yang besar dengan bergabung ke e-commerce karena kemudahan bertransaksi dan berinteraksi dengan pelanggan. Dari beberapa faktor pendorong tersebut, sebanyak 70 persen responden menilai platform online praktis dan bisa menjalankan usaha di mana saja. Kemudian, 69 persen masuk karena banyak promosi.

Dapat disimpulkan dari pemaparan di atas bahwa di tengah gempuran kondisi ekonomi global tak menentu dan segala perubahan yang telah terjadi, Shopee masih unggul dan menduduki peringkat jawara sebagai e-commerce terbesar pilihan pertama oleh mayoritas pengguna dan pejual di Indonesia.

Ketua Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA), Bima Laga, meyakini bahwa pertumbuhan e-commerce masih akan terus berlanjut meskipun masyarakat sudah aktif beraktivitas secara tatap muka setelah pelonggaran PPKM. "Saat ini belanja online sudah menjadi gaya hidup sekaligus menjadi alat untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari," ujar Bima.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


290 UMKM Bali Siap Go Digital Lewat Program Akselerasi Digital

Pembajakan Buku Makin Marak, Penerbit Rene Turos Serukan Boikot Pembajak Buku

Seabank: Bank Digital Dorong Ekonomi Inklusif Indonesia

Transaksi Belanja Online Diperkirakan Melejit pada Ramadhan 2023

Tip Mulai Usaha di Lokapasar dengan Modal Kecil

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark