REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belakangan ini, viral video seorang ibu yang mengalami kelumpuhan pada kakinya setelah melahirkan pada 2020. Beberapa warganet mengaitkan kasus kelumpuhan tersebut dengan bius epidural yang mungkin digunakan dalam proses persalinan.
Secara umum, anestesi epidural merupakan prosedur yang bertujuan untuk meringankan rasa nyeri atau menghilangkan rasa pada satu area tubuh, seperti kaki atau perut, sementara waktu. Anestesi epidural dilakukan dengan cara memasukkan kateter kecil ke dalam ruang epidural yang terletak di dekat saraf tulang belakang.
Melalui kateter ini, dokter spesialis anestesi dapat memasukkan obat bius lokal atau obat penghilang nyeri lain ke ruang epidural. Tindakan tersebut memungkinkan terblokirnya sinyal rasa sakit di area tubuh tertentu, seperti dilansir Cleveland Clinic.
National Health Service (NHS) di Inggris mengungkapkan bahwa anestesi epidural bisa digunakan pada tiga kondisi. Ketiga kondisi itu adalah saat proses persalinan, termasuk persalinan dengan operasi caesar, saat dilakukannya beberapa jenis operasi, dan setelah dilakukannya beberapa jenis operasi.
Secara umum, anestesi epidural merupakan prosedur yang aman dan risikonya amat rendah. Hal ini diungkapkan dalam sebuah studi mengenai risiko anestesi epidural dan anestesi spinal.
Studi ini melibatkan lebih dari 80 ribu ibu yang menerima anestesi epidural atau anestesi spinal saat persalinan. Studi ini menemukan bahwa tingkat komplikasi yang terjadi di bawah tiga persen.
Komplikasi yang paling umum adalah komplikasi yang melibatkan obat. Sebagai contoh, menerima terlalu banyak atau terlalu sedikit obat bius, seperti dilansir WebMD.
Senada dengan studi tersebut, NHS juga mengungkapkan bahwa anestesi epidural umumnya aman dilakukan. Hanya ada risiko kecil terkait efek samping dan komplikasi seperti tekanan darah rendah, kehilangan kontrol kandung kemih sementara, kulit gatal, mual, dan sakit kepala.
Selain itu, NHS juga menyoroti adanya risiko kerusakan saraf sementara atau permanen terkait anestesi epidural. Risiko ini bisa terjadi karena jarum atau tabung epidural yang digunakan bisa merusak saraf.
"Tapi ini teramat jarang," jelas NHS.
Kerusakan saraf yang terjadi dapat menyebabkan hilangnya rasa atau gerakan pada area tertentu di tubuh bagian bawah. Untuk kerusakan saraf sementara, gejala yang paling umum muncul adalah muncul rasa kebas pada area tertentu namun gerakan dan kekuatan di area tersebut masih normal.
"Keluhan ini biasanya membaik setelah beberapa hari atau pekan, namun terkadang sampai beberapa bulan," kata NHS.
Dalam kasus yang sangat langka, epidural bisa menyebabkan terjadinya kehilangan rasa atau gerakan permanen pada area tubuh. Sebagai contoh, pada satu atau kedua kaki.