Ahad 22 Jan 2023 10:44 WIB

Dalil, Keutamaan, dan Niat Puasa Rajab

Puasa Rajab memiliki dalil dan keutamaan.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
 Dalil, Keutamaan, dan Niat Puasa Rajab. Foto:  Ilustrasi Puasa
Foto: Republika/Mardiah
Dalil, Keutamaan, dan Niat Puasa Rajab. Foto: Ilustrasi Puasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Rajab adalah satu bulan yang dimuliakan Allah SWT. Pada bulan ini, umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak puasa sunah. Dalil atau argumentasinya adalah sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW: 

مَنْ صَامَ يَوْمًا مِنْ أَشْهُرِ اللّٰهِ الْحُرُمِ كَانَ لَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلَاثُونَ يَوْمًا

Baca Juga

Barang siapa yang berpuasa satu hari pada bulan-bulan yang dimuliakan (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab), maka ia akan mendapat pahala puasa 30 hari. (kitab Mafatih al- Ghaib).

Puasa sunah pada bulan Rajab memiliki sejumlah keutamaan. Di antaranya adalah berpuasa sunah pada bulan Rajab lebih utama dibanding puasa tiga puluh hari di bulan-bulan biasa. Selain itu sehari puasa Rajab pahalanya sebanyak ibadah 900 tahun. Sebagaimana hadits yang dinukil Imam Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin

  صوم يوم من شهر حرام أفضل من ثلاثين من غيره وصوم يوم من رمضان أفضل من ثلاثين من شهر حرام   

 

Satu hari berpuasa pada bulan haram (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab), lebih utama dibanding berpuasa 30 hari pada bulan selainnya. Satu hari berpuasa pada bulan Ramadhan, lebih utama dibanding 30 hari berpuasa pada bulan haram.” 

  من صام ثلاثة أيام من شهر حرام الخميس والجمعة والسبت كتب الله له بكل يوم عبادة تسعمائة عام   

Barang siapa berpuasa selama tiga hari dalam bulan haram, hari Jumat, dan Sabtu, maka Allah balas setiap satu harinya dengan pahala sebesar ibadah 900 tahun.”

Ulama berbeda pendapat tentang melakukan puasa sunah Rajab sebulan penuh. Ada yang berpendapat makruh jika dilakukan sebulan penuh. Ada juga yang berpendapat boleh asalkan tidak khawatir terhadap kesehatannya. Namun kebanyakan ulama berpendapat untuk memperbanyak puasa di bulan rajab dengan melaksanakannya pada hari-hari yang utama. Seperti Ayyamul Bidh yakni tanggal pertengahan bulan Rajab yakni pada 13-15. Lalu ada juga yang menganjurkan melakukan puasa rajab dengan selang seling artinya satu hari puasa hari berikutny tidak. Atau melakukannya pada hari senin dan kamis.  

Maka bagi yang hendak berpuasa sunah Rajab dapat membaca niat pada malam harinya sebagai berikut: 

   نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَجَبَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى   

Aku berniat puasa Rajab, sunnah karena Allah

Apabila lupa membacanya pada malam hari, maka boleh membacanya pagi hari sampai sebelum tergelincirnya matahari selagi belum melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa. Redaksi niatnya sebagai berikut:

   نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا الْيَوْمِ عَنْ أَدَاءِ شَهْرِ رَجَبَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى   

Saya niat puasa sunnah bulan Rajab hari ini, sunnah karena Allah

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement