REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, sejak 2015 sampai 2023, nilai anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang dikucurkan untuk membangun perguruan tinggi Islam negeri di bawah Kementerian Agama mencapai Rp 9,6 triliun.
"Melalui Surat Berharga Syariah Nasional atau projected sukuk, kita membangun berbagai perguruan tinggi Islam negeri di Indonesia. Dari 2015 hingga 2023 ada 199 proyek," katanya dalam Ground Breaking Pembangunan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Jawa Timur, Ahad (22/1/2023).
Ia menyatakan akan terus menjaga APBN menjadi instrumen yang bisa diandalkan untuk pembangunan infrastruktur yang berguna bagi masyarakat, melindungi rakyat saat pandemi COVID-19, dan melindungi rakyat dari berbagai shock.
Di samping itu, Islamic Development Bank (IsDB) juga memberikan pinjaman kepada Indonesia untuk pembangunan kampus dengan nilai Rp 7,3 triliun sejak 2003. Senilai Rp 2,7 triliun dari pinjaman tersebut masih aktif.
Pinjaman tersebut digunakan untuk membangun Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, UIN Raden Fatah Palembang, UIN Walisongo Semarang, UIN Mataram, dan UIN Sunan Ampel Surabaya.
Pinjaman tersebut juga digunakan untuk membangun Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung, IAIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi, IAIN Antasari Banjarmasin, IAIN Imam Bonjol Padang, dan IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
Pemerintah juga mendapatkan pinjaman dari Saudi Fund for Development senilai Rp2,7 triliun untuk membangun perguruan tinggi di Indonesia.
"Yang paling besar tetap dari APBN, nilainya Rp 9,6 triliun jadi lebih tinggi dari pinjaman IsDB dan Saudi Fund for Development," ucapnya.