REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Para petani yang tergabung dalam Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu menolak dengan tegas masuknya beras impor ke Kabupaten Indramayu. Di sisi lain, Bulog Indramayu menyebut stok beras saat ini hampir habis.
"Kami menolak beras impor, apalagi kalau sampai masuk Indramayu," tegas Wakil Ketua KTNA Kabupaten Indramayu, Sutatang, Ahad (22/1/2023).
Sutatang menyatakan, Kabupaten Indramayu merupakan daerah penyuplai beras untuk Jawa Barat bahkan Indonesia. Produksi beras yang dihasilkan para petani Indramayu selama ini selalu surplus.
Sutatang mengungkapkan, meski Bulog berdalih beras impor hanya untuk cadangan pangan, pihaknya tetap tidak setuju beras impor masuk Indramayu. Pasalnya, masuknya beras impor biasanya akan memberi dampak psikologis berupa jatuhnya harga gabah petani.
Menurut Sutatang, tengkulak yang membeli gabah dari petani akan menawar gabah dengan harga rendah karena beralasan ada beras impor. Rendahnya harga gabah, akan merugikan petani.
Sutatang mengatakan, sejumlah daerah di Kabupaten Indramayu akan mulai melakukan panen rendeng pada awal Maret 2023. Di masa panen rendeng, petani biasanya akan tetap menjual gabahnya meski dengan harga rendah karena butuh biaya untuk musim tanam gadu.
Sementara itu, Pimpinan Bulog Cabang Indramayu, Dandy Arianto, mengatakan, belum memutuskan apakah beras impor akan masuk Indramayu atau tidak. "Sampai saat ini belum. (Masuknya beras impor) kalau dibutuhkan, ya bisa jadi," kata Dandy, saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (20/1/2023).
Dandy menyebutkan, stok beras yang dimiliki Bulog Indramayu hingga Jumat (20/1/2023) hanya tinggal sekitar 100 ton. Beras tersebut dipersiapkannya sebagai cadangan pangan jika tiba-tiba terjadi bencana.
Selama ini, Bulog Indramayu biasanya memiliki stok beras hingga puluhan ribu ton. Bahkan, stok yang ada biasanya juga berasal dari sisa pengadaan beberapa tahun sebelumnya. Namun kini, stok yang ada hanya tinggal sekitar 100 ton saja.
"(Indramayu) memang surplus. Cuma kita (Bulog Indramayu) banyak bantu daerah lain, seperti kirim ke Aceh karena ada musibah banjir, Medan, Palembang, dan banyak daerah lainnya," kata Dandy.
Dandy mengakui, meski stok di gudang Bulog Indramayu saat ini menipis, namun kebutuhan pangan di daerah tersebut dinilai masih tercukupi. Hal itu mengingat luasnya lahan pertanian di Indramayu dan banyak warganya yang menjadi petani. Saat panen, mereka biasa menyimpan beras untuk kebutuhan makan sendiri.
Terpisah, Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Indramayu, Anggi Noviah, menyatakan, pihaknya sudah mendapat informasi dari Bulog Indramayu mengenai stok beras yang kini menipis. Dia pun mengaku terkejut karena selama ini Kabupaten Indramayu selalu surplus beras.
"Sedih, kok bisa gitu ya? Kita kan surplus. Kalau Bulog Indramayu menerima kuota impor beras, itu jadi tamparan keras buat pemerintahan daerah, terutama kita sebagai wakil rakyat," ujar Anggi.