REPUBLIKA.CO.ID, ATLANTA -- Unjuk rasa damai di Atlanta, Amerika Serikat (AS) berubah menjadi kekerasan. Demonstran membakar mobil polisi dan memecahkan jendela-jendela gedung.
Massa berkumpul untuk memprotes kematian seorang aktivis yang ditembak penegak hukum pada Rabu (18/1/2023) lalu. Pembunuhan itu terjadi dii lokasi pembangunan gedung pusat pelatihan keamanan yang aktivis namankan "Kota Polisi."
Saksi mata mengatakan unjuk rasa Ahad (22/1/2023) awalnya berjalan damai tapi kemudian berubah menjadi kerusuhan. Beberapa demonstran melempar petasan dan batu dan memecahkan kaca jendela gedung-gedung dengan palu.
Polisi bergerak ke arah massa, kerusuhan segera berakhir tanpa ada yang terluka. Kantor berita Reuters melihat seorang demonstran yang membawa papan unjuk rasa diborgol oleh polisi.
Unjuk rasa ini untuk memprotes kematian Manuel Teran, 26 tahun, di dalam tenda. Polisi mengatakan Teran tidak mematuhi "perintah verbal" petugas yang hendak membubarkan tenda-tenda aktivis di Weelaunee People's Park.
Sejak tahun lalu para aktivis berkemah di sana untuk memprotes pembangunan gedung polisi. Biro Investigasi Georgia (GBI) mengklaim Teran menembak petugas negara bagian. Ia tewas oleh tembakan balasan petugas.
Pada Jumat (20/1/2023) lalu GBI merilis foto pistol yang mereka klaim milik Teran saat penembakan terjadi. Aktivis menolak proyek senilai 90 juta dolar AS di selatan Atlanta yang dibangun Yayasan Kepolisian Atlanta.
Aktivis mengatakan pembangunan fasilitas itu akan menghancurkan ratusan hektar hutan dan sangat merusak lingkungan.