REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut, kasus campak di delapan daerah di Jatim mengalami peningkatan. Delapan daerah yang dimaksud adalah Kota Batu, Kabupaten Bangkalan, Magetan, Sampang, Pamekasan, Sumenep, Pasuruan dan Probolinggo.
Khofifah pun mengimbau seluruh masyarakat meningkatkan kewaspadaan terkait peningkatan tersebut. Ia meminta masyarakat untuk segera melengkapi vaksinasi campak rubella (MR) pada anak.
"Segera lengkapi vaksinasi campak rubella (MR) anak, karena saat ini tengah terjadi peningkatan kasus campak di beberapa daerah di Jawa Timur," kata Khofifah, Senin (23/1/2022).
Khofifah menjelaskan, terjadinya peningkatan kasus campak ini disebabkan penurunan cakupan imunisasi yang signifikan saat pandemi Covid-19. Ketakutan akan penyebaran Covid-19 mengakibatkan banyaknya anak yang tidak mendapatkan imunisasi rutin lengkap.
Khofifah mengatakan, Pemprov Jatim akan berkoordinasi dengan jajaran pemkab/pemkot untuk mengidentifikasi setiap perkembangan kasus campak pada anak. Khofifah pun berpesan kepada masyarakat ketika anaknya mengalami gejala demam dan ruam atau bintik kemerahan, agar segera dibawa ke Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
"Penyakit ini sangat mudah menular, jika ditemukan 1 kasus, maka bisa menularkan ke 12-18 orang di sekitarnya. Namun, campak sangat mudah dicegah dengan Imunisasi. Mohon dipastikan semua anak-anak mendapatkan tiga kali imunisasi campak yaitu pada saat umur 9 bulan, 18 bulan, dan kelas 1 SD," ujarnya.
Kadinkes Jatim dr Erwin Astha mengaku telah melakukan beberapa upaya untuk mengendalikan kasus campak di Jawa Timur. Di antaranya dengan melakukan pendampingan kepada kabupaten/kota terdampak mulai dari melakukan penyelidikan epidemiologi hingga memberikan rekomendasi pelaksanaan Outbreak Respons Immunization (ORI) atau pemberian tambahan imunisasi MR untuk melindungi kelompok masyarakat yang berisiko.
Dinkes Jatim juga diakuinya menyediakan logistik berupa vaksin MR untuk pelaksanaan Outbreak Respons Immunization (ORI) di kabupaten/kota yang membutuhkan. Erwin memastikan, pihaknya akan terus melakukan pemantauan pelaksanaan (ORI) di kabupaten/ kota terdampak.
"Kami juga mendorong dinkes kabupaten/kota dalam upaya meningkatkan cakupan imunisasi rutin yang tinggi dan merata," kata dia.