Senin 23 Jan 2023 08:47 WIB

Brasil Umumkan Status Darurat Medis di Cagar Alam Terbesar

Status ini diberikan menyusul laporan anak-anak yang meninggal karena kekurangan gizi

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Masyarakat adat dari kelompok etnis di wilayah Yanomami yang merupakan cagar alam terbesar di Brasil. ilustrasi
Foto: EPA-EFE/Joedson Alves
Masyarakat adat dari kelompok etnis di wilayah Yanomami yang merupakan cagar alam terbesar di Brasil. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Kementerian Kesehatan Brasil telah mengumumkan keadaan darurat medis di wilayah Yanomami yang merupakan cagar alam terbesar di negara itu yang berbatasan dengan Venezuela. Status ini diberikan menyusul laporan anak-anak yang meninggal karena kekurangan gizi dan penyakit lain yang disebabkan oleh penambangan emas ilegal.

Keputusan ini diterbitkan oleh pemerintahan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva pertama kali pada Jumat (20/1/2023). Rancangan yang akan datang itu mengatakan, tujuan dari deklarasi tersebut adalah untuk memulihkan layanan kesehatan kepada orang-orang Yanomami yang telah dibongkar oleh pemerintahan Jair Bolsonaro.

Baca Juga

Laporan Amazon Sumauma mengutip data yang diperoleh Freedom of Information Act (FOIA) menyatakan, dalam empat tahun kepresidenan Bolsonaro, 570 anak Yanomami meninggal. Mereka meninggal karena penyakit yang dapat disembuhkan, terutama malnutrisi, malaria, diare, dan malformasi yang disebabkan oleh merkuri yang digunakan oleh penambang emas  liar.

Lula mengunjungi pusat kesehatan Yanomami di Boa Vista di negara bagian Roraima pada Sabtu (21/1). Kunjungan ini menyusul publikasi foto yang menunjukkan anak-anak, pria dan wanita lanjut usia sangat kurus sehingga tulang rusuk sampai terlihat.

"Lebih dari krisis kemanusiaan, apa yang saya lihat di Roraima adalah genosida: kejahatan terencana terhadap Yanomami, yang dilakukan oleh pemerintah yang tidak peka terhadap penderitaan," kata Lula di Twitter.

Pemerintah mengumumkan paket makanan yang akan diterbangkan ke tempat tinggal sekitar 26 ribu Yanomami di wilayah hutan hujan dan sabana tropis seukuran Portugal. Area tersebut telah diserbu oleh penambang emas ilegal selama beberapa dekade, tetapi kegiatan itu berlipat ganda sejak Bolsonaro memenangkan jabatan pada 2018. Pemerintah sebelum Lula itu berjanji untuk mengizinkan penambangan di tanah yang sebelumnya dilindungi dan menawarkan untuk melegalkan penambangan liar.

Ada juga tanda-tanda bahwa kejahatan terorganisir telah terlibat. Dalam insiden kekerasan baru-baru ini, orang-orang di kapal cepat di sungai telah menembak dengan senjata otomatis di desa-desa adat yang komunitasnya menentang masuknya penambang emas.

Peneliti di lembaga membela hak-hak masyarakat adat Instituto Socioambiental Estevao Senra menyatakan, beberapa penambang emas mulai pergi. Mereka takut akan operasi penegakan hukum oleh pemerintah Lula dan tampaknya melintasi perbatasan ke negara tetangga Guyana dan Suriname.

Lula mengatakan pemerintah baru akan mengakhiri penambangan emas ilegal saat bergerak untuk menindak penggundulan hutan ilegal di Amazon. Kondisi itu telah melonjak ke level tertinggi dalam 15 tahun di bawah pemerintahan Bolsonaro.

"Kita harus meminta pertanggungjawaban pemerintah sebelumnya karena membiarkan situasi ini menjadi lebih buruk hingga kita menemukan orang dewasa yang beratnya seperti anak-anak, dan anak-anak tinggal kulit dan tulang,” kata  perempuan pribumi pertama yang menjadi menteri kabinet dan memimpin Kementerian Urusan Pribumi Sonia Guajajara.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement