Senin 23 Jan 2023 22:50 WIB

Tokoh Agama dan Aktivis di Morowali Sebut Keamanan dan Ketertiban harus Dijaga Bersama

Tokoh Agama meminta GNI perkuat perangkat keamanan dan lebih terbuka kepada pekerja

Pascabentrok yang terjadi di PT Gunbuster Nickel Indonesia (GNI), situasi terkini sudah kondusif dan karyawan sudah kembali bekerja. Namun demikian, dilakukan penjagaan ketat oleh polisi guna mengantisipasi provokasi yang ada (ilustrasi).
Foto: Dok
Pascabentrok yang terjadi di PT Gunbuster Nickel Indonesia (GNI), situasi terkini sudah kondusif dan karyawan sudah kembali bekerja. Namun demikian, dilakukan penjagaan ketat oleh polisi guna mengantisipasi provokasi yang ada (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MOROWALI UTARA -- Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Morowali Utara (Morut), mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap beraktivitas seperti biasanya khususnya kepada seluruh karyawan atau pekerja perusahaan PT Gunbuster Nickel Indonesia (GNI), serta bersama – sama menjaga keamanan dan ketertiban sehingga iklim investasi berjalan sebagaimana biasanya.

Hal tersebut disampaikan Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Morowali Utara Ustaz Faisal Daeng Siame di Morowali Utara Sabtu (21/1/2023). “Saya mengapresiasi kepada aparat keamanan TNI dan Polri dan juga pemerintah yang sudah mengendalikan suasana sehingga menjadi aman dan kondusif”, ujar Ustaz Faisal Daeng Siame.

Rais Syuriah PCNU Kabupaten Morut meminta kepada pihak perusahaan agar dalam melaksanakan pekerjaannya tetap mematuhi hukum, aturan dan perundang – undangan yang berlaku di NKRI khususnya undang – undang ketenagakerjaan yang mencakup tentang kesehatan dan keselamatan kerja serta pengupahan pekerja agar tidak terjadi lagi insiden di PT GNI.

Hal yang sama disampaikan juga Ketua PCNU Tolitoli, Jabir Rabbile. Menurutnya semua pihak harus menahan diri, sepenuhnya kasus insiden PT GNI diserahkan kepada pihak aparat keamanan agar dapat terselesaikan dengan baik.

Jabir Rabbile menyarankan pemilik perusahaan juga membuka diri dan menyiapkan perangkat keamanan untuk pekerja,  membuka informasi secara detil apa yang telah disiapkan sehingga apa yang terjadi didalam tidak membias keluar. Kemudian dia mengimbau pihak perusahaan harus bisa beradaptasi sehingga tidak ada dikotomi antara pekerja lokal dan pekerja asing. 

Untuk menghindari terjadi insiden lagi perlu ada pertemuan seperti coffee morning antara TKA dan TKI dalam sebulan sekali atau tiga bulan satu kali. Menurut Jabir, hal tersebut penting agar tidak terjadi gap antar pekerja luar dan pekerja local. Selain itu, menurutnya dapat memunculkan interaksi dan keharmonisan antar kedua belah pihak.

“Kehadiran perusahaan asing dinegara kita merupakan keharusan agar dapat menyerap tenaga kerja dan menurunkan tingkat pengangguran didaerah, kemudian meningkatkan perekonomian masyarakat lokal” ucap Jabir Rabbile.

Sementara itu, Ketua kaderisasi PMII Toli – Toli Ahmad adi mengajak seluruh elemen gen Z,  pemuda dan seluruh elemen bangsa agar mengkaji positif video – video yang beredar dengan maksud menghasut sehingga perlu untuk Benar – benar dikaji secara positif agar tidak terprovokasi dan membuat Indonesia dapat kuat serta terhindar dari dampak resesi global.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement