REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang, Provinsi Banten, menyebutkan, kerugian para petani di daerah itu diperkirakan mencapai Rp344 juta akibat tanaman padi mereka terdampak banjir beberapa waktu lalu. "Total kerugian akibat banjir di sektor pertanian ini ditaksir mencapai Rp344 juta yang terdiri dari biaya benih, olah tanah, penanaman, obat-obatan dan pemeliharaan," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang, Asep Jatnika di Tangerang, Ahad (22/1/2023).
Ia menyebutkan, berdasarkan data yang berhasil dihimpun pihaknya total ada 217 hektare lahan sawah di Kabupaten Tangerang terendam banjir. Dari jumlah itu, sekitar 52 persenatau 113 hektare mengalami puso atau gagal panen akibat banjir yang merendam lahan sawah para petani.
"Data ini kami peroleh dari petugas POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman) setelah hasil monitoring pasca-banjir terhadap luasan sawah yang terdampak banjir," katanya.
Adapun dari luasan lahan sawah yang terdampak, lanjut dia, diantaranya tersebar di tujuh kecamatan, yakni Kecamatan Tiga raksa, Kecamatan Cisoka, Kecamatan Panongan, Kecamatan Gunung Kaler, Kecamatan Balaraja, Kecamatan Jayanti, dan Kecamatan Kresek. Dalam upaya pemerintah meminimalisir kerugian para petani, lanjut dia, pihaknya kini telah mengusulkan bantuan kepada Dinas Pertanian Provinsi Banten berupa benih padi sawah sebanyak 2.825 kilogram sesuai dengan jumlah sawah yang mengalami puso yaitu 113 hektare tersebut.
Selain itu, lanjut Asep, pihaknya juga terus memantau serta melaksanakan pembinaan yang dilaksanakan oleh para penyuluh pertanian kepada para petani yang terkena dampak banjir. "Tentu kami saat ini tengah berupaya untuk memberikan ganti rugi kepada petani. Dan sejauh ini kami juga sudah mengajukan bantuan kepada Pemprov Banten untuk meminta benih padi sebagai ganti rugi itu," kata dia.