Senin 23 Jan 2023 17:26 WIB

Pedagang Sulit Dapat Pasokan, Harga Beras di Indramayu Naik

Pedagang beras sulit mendapatkan pasokan karena belum masuk musim panen.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Nora Azizah
Pedagang beras sulit mendapatkan pasokan karena belum masuk musim panen.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pedagang beras sulit mendapatkan pasokan karena belum masuk musim panen.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Harga beras di pasar tradisional di Kabupaten Indramayu mengalami kenaikan. Para pedagang beras mengaku sulit mendapat beras karena belum masuk masa panen.

Salah seorang pemilik kios beras 'Majua Jaya' di Pasar Mambo Indramayu, H Jana, menyebutkan, harga beras medium saat ini di kisaran Rp 10.500 - Rp 11 ribu per kilogram. Namun, dia mengaku tidak menjual beras seharga Rp 10.500 per kilogram karena kualitasnya yang kurang bagus.

Baca Juga

Sedangkan harga beras premium, sekarang mencapai Rp 11.500 - Rp 13 ribu per kilogram, tergantung kualitasnya. Sementara, beras premium yang dijual karungan dengan isi 25 kilogram, harganya sudah mencapai Rp 295 ribu per karung. Harga itu mengalami kenaikan Rp 10 ribu per karung.

"Harga itu naik secara bertahap. Tapi biasanya sekali naik cuma Rp 200 per kilogram, sekarang Rp 500 per kilogram sekali naik," ujar Jana kepada Republika.co,id, Senin (23/1/2023).

Jana menyebutkan, kenaikan harga mulai terjadi sejak lebih dari dua pekan yang lalu. Sebelumnya, harga beras medium di kisaran Rp 9.500 ribu per kilogram dan harga beras premium di kisaran Rp 11 ribu per kilogram.

Menurut Jana, kenaikan harga beras terjadi seiring naiknya harga gabah. Saat ini, harga gabah kering giling (GKG) mencapai Rp 7.300 per kilogram, dari yang sebelumnya hanya di kisaran Rp 6.500 - Rp 6.800 per kilogram.

Selain mahal, lanjut Jana, pasokan beras juga sulit diperoleh. Dia mengatakan, pasokan saat ini hanya bisa diperoleh dari bandar beras tertentu yang berskala besar.

"Masih dari daerah Indramayu, belum sampai nyari ke luar daerah," terang Jana.

Jana mengatakan, kondisi saat ini terjadi akibat belum masuknya masa panen rendeng (penghujan). Masa panen rendeng di Kabupaten Indramayu, diperkirakan mulai terjadi pada awal Maret 2023.

Jana memperkirakan, kenaikan harga beras masih akan terus terjadi hingga nanti panen tiba. Meski demikian, dia akan tetap menaikkan harga secara bertahap agar tidak terlalu memberatkan para pelanggannya.

Hal senada diungkapkan pedagang beras di Pasar Baru Indramayu, Warto. Dia mengatakan, kenaikan harga beras mulai terjadi sejak sulitnya memperoleh pasokan.

"Nyari pasokan berasnya lagi susah," tutur Warto.

Warto mengatakan, sejak awal tahun sampai sekarang, harga beras sudah dua kali naik. Setiap kali naik, besarannya mencapai Rp 500 per kilogram.

Warto mengaku kerap diprotes konsumennya karena mahalnya harga beras. Namun, dia mengaku tak bisa berbuat apa-apa karena harga beras saat ini memang mengalami kenaikan.

"Ya banyak pembeli yang protes. Tapi mereka tetap membeli karena beras kan kebutuhan pokok," tukas Warto.

Salah seorang ibu rumah tangga asal Kelurahan Karangmalang, Kecamatan Indramayu, Sairoh (50), mengaku keberatan dengan mahalnya harga beras saat ini. Meski dia mengakui, kondisi itu terjadi akibat belum masuknya masa panen di kalangan petani.

"Ya kalau sebagai masyarakat sih, saya pengennya harga beras cepat turun lagi," pungkas Sairoh.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement