REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Menteri-menteri Luar Negeri Eropa membahas bantuan ke Ukraina, mendesak Berlin mengizinkan negara-negara lain mengirimkan tank Leopard ke Kiev. Berlin tampaknya terbuka untuk mengizinkan sekutu mengirimkan tank tersebut.
Dalam pertemuan di pangkalan udara Amerika Serikat (AS) di Jerman pekan lalu negara-negara Barat gagal mencapai kesepakatan untuk mengirimkan tank berat ke Ukraina. Tapi mereka menjanjikan senjata lain senilai miliaran dolar.
Tank Leopard yang diproduksi Jerman digunakan angkatan darat di seluruh Eropa. Tank itu dianggap cocok untuk Ukraina. Tapi penjualannya membutuhkan izinkan dari Jerman yang sampai saat ini belum memberikan persetujuannya.
Pada Senin (23/1/2023) di Brussels, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan Berlin tidak akan menghalangi bila Polandia ingin mengirimkan tank-tank itu. Baerbock menolak memberikan penjelasan lebih lanjut atau pernyataan mewakili pemerintah Jerman.
Tapi ia mengatakan penting "melakukan semua yang dapat kami lakukan untuk mempertahankan Ukraina."
Partai Demokrat Sosial yang berkuasa di Jerman berpendapat Barat harus menghindari langkah yang dapat meningkatkan eskalasi perang. Tapi sejumlah sekutu menolak posisi itu akan menilai Rusia sudah menggelar serangan penuh ke Ukraina.
"Pada titik ini tidak ada argumen yang bagus mengapa tank tempur tidak bisa dikirimkan, argumen eskalasi tidak bekerja, karena Rusia melanjutkan eskalasi," kata Menteri Luar Negeri Latvia Edgars Rinkevics.
Menteri Luar Negeri Lithuania Gabrielius Landsbergis mengatakan pengiriman tank-tank itu tidak boleh ditunda satu hari lagi. Sementara Menteri Luar Negeri Estonia Urmas Reinsalu mengatakan Jerman selaku "mesin Eropa" memiliki tanggung jawab khusus membantu Ukraina.
Menteri Luar Negeri Luksemburg Jean Asselborn mengatakan Rusia dapat memenangkan perang bila Eropa "tidak membantu Ukraina dengan apa yang mereka butuhkan sekarang."
Uni Eropa mempertimbangkan mengirimkan bantuan militer senilai 500 juta uero lagi ke Kiev. Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan ia berharap negara-negara anggota dapat menyepakatinya "tapi saya tidak tahu."
Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna mengatakan ia yakin paket bantuan terbaru akan disetujui. Media Polandia melaporkan Hungaria menahan paket itu.
Kementerian Luar Negeri dan juru bicara pemerintah Polandia belum merespon permintaan komentar. Sumber diplomatik yang tidak disebutkan namanya mengatakan para menteri luar negeri Eropa akan membahas paket sanksi ke-10 terhadap Rusia yang berlaku bulan depan.
Para menteri luar negeri juga akan membahas menggunakan aset Rusia di Eropa yang saat ini dibekukan untuk membantu pembangunan Ukraina pasca perang. Dalam kesempatan ini para menteri juga menambah nama orang dan identitas di Iran yang disanksi karena pelanggaran hak asasi manusia.