REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Sayyidah Aisyah R.ha menceritakan amalan Rasulullah SAW apabila terjadi awan gelap dan angin topan.
"Apabila terjadi awan gelap, angin topan, dan sebagainya, wajah Rasulullah SAW yang penuh cahaya akan berubah pucat karena rasa takut. Kadangkala, beliau berada di dalam atau keluar sambil terus membaca doa:
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikan angin ini, dan kebaikan yang berada di dalamnya, dan kebaikan yang dikirim karenanya. Dan aku, berlindung kepada-Mu dari keburukan angin ini, dan keburukan padanya, dan keburukan yang dikirim karenanya."
Jika hujan mulai turun, wajah Rasulullah SAW akan mulai cerah. Aku (Aisyah R.ha) bertanya. "Ya Rasulullah, semua orang suka jika melihat awan mendung sebagai pertanda akan turun hujan, tetapi mengapa engkau seperti ketakutan?". Nabi Muhammad menjawab, "Wahai Aisyah, bagaimana aku akan tenang jika belum dipastikan di dalamnya tidak akan turun azab? Kaum Ad telah diazab oleh Allah dengan keadaan seperti ini. Ketika melihat awan hitam, mereka senang. Mereka menganggap akan turun hujan. Padahal, itu adalah pertanda Azab Allah kepada mereka. Allah berfirman:
"Ketika orang-orang itu (Kaum Ad) melihat bahwa awan tersebut menuju ke arah lembah-lembah mereka, mereka berkata, 'Inilah awan yang akan menurunkan hujan ke atas kita' (Allah menjawab), 'Bukan, itulah ancaman yang kamu minta untuk disegerakan (karena kalian telah berkata kepada Nabi a.s, 'Jika kalian memang benar sebagai Nabi, kirimkanlah azab kepada kami}'. Angin yang terdapat di dalamnya azab yang sangat pedih. Tidak kelihatan, kecuali bekas rumah-rumah mereka. Demikianlah, kami membalas kaum yang durhaka." (Q.S Al Ahqaaf:24-25).
Syekh Maualana Muhammad Zakariya, dalam kitabnya Fadhilah Amal menerangkan, ini adalah rasa takut kepada Allah Yang Mahasuci, yang telah ditunjukkan oleh seseorang yang dari sabda-sabdanya ia dikenal sebagai Sayyidul Awwalin wal-Akhirin oleh semua orang. Di dalam firman-Nya, Allah berfirman bahwa Allah tidak akan mengazab suatu kaum yang didalamnya Nabi berada. Walaupun Allah berjanji demikian, Nabi tetap merasa sangat takut kepada Allah. Jika terjadi awan gelap atau angin topan, beliau teringat kaum-kaum terdahulu yang telah diazab oleh Allah.
"Marilah kita merenungi diri kita sendiri yang selalu bergelimang dosa. Apabila kita melihat gempa dan berbagai azab lainnya, kita justru tidak terkesan atau segera menyibukkan diri dengan bertaubat, beristigfar, dan shalat," kata Syekh Maulana Muhammad Zakariya.