REPUBLIKA.CO.ID, LIVERPOOL -- Kiprah Frank Lampard bersama Everton sepertinya berakhir dengan tragis. Meski belum ada pengumuman resmi dari klub asal Merseyside tersebut, sejumlah media asal Inggris sudah melansir laporan soal pemecatan mantan pelatih Chelsea tersebut.
Performa buruk The Toffees, yang hanya mampu memetik satu kemenangan dari 14 laga terakhir di semua ajang, menjadi alasan utama pemecatan Lampard tersebut. Terakhir, Everton dibekap West Ham United, 0-2, pada pekan ke-21 Liga Primer Inggris, Ahad (22/1/2023) dini hari WIB.
Itu menjadi kekalahan ketiga secara beruntun Everton di pentas Liga Primer Inggris. The Toffees pun terpuruk di peringkat ke-19 klasemen sementara setelah hanya memetik 15 poin dari 20 laga. Dengan pemecatan ini, kiprah Lampard di Everton hanya berjalan satu tahun kurang dari delapan hari.
Sejumlah nama penggani Lampard pun mulai muncul. Mulai dari eks pelatih Leeds United, Marcelo Bielsa, hingga mantan pelatih Burnley, Sean Dyche, dilaporkan menjadi dua kandidat terkuat pengganti Lampard di kursi pelatih Everton. Kemunculan dua nama pelatih ini kemudian memicu perdebatan sengiat antara Jamie Carragher dan Gary Neville.
Perdebatan ini terjadi saat keduanya tengah memandu laga Tottenham kontra Fulham, yang disiarkan oleh Sky Sports. Dua mantan pemain bertahan Timnas Inggris itu berbeda pendapat dalam hal opsi pelatih yang bakal menjadi pelatih anyar The Toffees.
Neville menyarankan, manajemen Everton seharusnya memilih pelatih yang sesuai dengan barisan pemain di tim utama The Toffees. Pelatih tersebut juga diharapkan bisa membangkitkan kembali identitas permainan khas The Toffees, yang dikenal menampilan sepak bola dengan intensitas tinggi, berenergi, dan //direct//.
''Mereka bergerak dari satu dengan gaya pelatih berbeda ke pelatih lainnya. Dengan dua pilihan pelatih tersebut, Anda seperti bergerak dari satu spektrum ke ujung spektrum yang lain. Saya berbicara soal gaya permainan Everton. Ide besarnya adalah Anda memilih pelatih yang sesuai dengan komposisi pemain,'' ujar Neville seperti dilansir Liverpool Echo, Selasa (24/1/2023).
Eks bek Manchester United itu pun merujuk dengan opsi pelatih yang kerap muncul saat The Toffees mencari juru taktik anyar. Sebelumnya, Everton sempat ditangani oleh Ronald Koeman, Sam Allardyce, Carlo Ancelotti, Rafael Benitez, dan Lampard. Pelatih-pelatih ini dinilai mengusung gaya permainan berbeda.
Kendati begitu, pendapat Neville ini dibantah oleh Carragher. Menurut bek tengah Liverpool itu, Everton bisa merekrut pelatih yang lebih pragmatis. Carragher mendesak Neville untuk menunjukan klub yang menunjuk pelatih berdasarkan gaya permainan para penggawa di tim utama.
Carragher memberikan contoh saat Tottenham Hotspur memecat Nuno Espirito Santo dan menunjuk Antonio Conte. ''Sebutkan klub yang pernah melakukan hal itu? Manchester United itu rasanya tidak pernah. Mereka menunjuk Jose Mourinho setelah memecat David Moyes,'' tutur Carragher.
Neville menegaskan, ikut mengkritik kebijakan United saat menunjuk Mourinho. Neville kemudian ganti mendesak Carragher, yang dinilai menyarankan United untuk mengontrak Conte ketimbang Mourinho pada saat itu. ''Anda mengatakan United harus menunjuk Conte. Apa yang coba saya katakan, dari sudut gaya permainan, United harus tetap menjaga gaya permainan mereka,'' kata Neville.