Selasa 24 Jan 2023 17:27 WIB

Cetak Rekor! Realisasi Investasi 2022 Tembus Rp 1.207,2 Triliun

Pemerintah mencatat realisasi investasi sepanjang 2022 tembus Rp 1.207,2 trilun.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia. Kementerian Investasi mencatat realisasi investasi sepanjang 2022 tembus Rp 1.207,2 triliun atau naik 34 persen dari realisasi 2021.
Foto: Prayogi/Republika
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia. Kementerian Investasi mencatat realisasi investasi sepanjang 2022 tembus Rp 1.207,2 triliun atau naik 34 persen dari realisasi 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Investasi mencatat realisasi investasi sepanjang 2022 tembus Rp 1.207,2 triliun atau naik 34 persen dari realisasi 2021. Capaian itu juga melampaui target Presiden Joko Widodo sebesar Rp 1.200 triliun tahun ini.

"Ini pertumbuhan investasi yang terbesar dan sepanjang sejarah. Total jumlah penyerapan tenaga kerja mencapai 1.305.001 orang," kata Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (24/1/2023).

Baca Juga

Lebih detail, dari total realisasi investasi itu, penanaman modal asing (PMA) Rp 654,4 triliun atau 54,2 persen dari total investasi. Nilai PMA itu naik 44,2 persen dari tahun lalu. Sementara itu, penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp 552,8 triliun, menyumbang 45,8 persen dari total investasi. Capaian itu meningkat 23,6 persen dari tahun lalu.

"Bukan hanya pengusaha asing saja, tapi pengusaha lokal pun percaya terhadap apa yang dilakukan pemerintah," ujar Bahlil yang juga pernah menjabat Ketua Umum HIPMI.

Dilihat berdasarkan lokasi, investasi luar Jawa cukup mendominasi yakni 52,7 persen atau senilai Rp 636,3 triliun. Sementara investasi di Jawa menyumbanng 47,3 persen atau sekitar Rp 570,9 triliun.

Realisasi investasi sepanjang 2022 paling banyak masuk ke industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya dengan nilai Rp 171,2 triliun. Kemudian disusul pertambangan Rp 136,4 triliun dan diikuti industri transportasi, gudang, dan telekomunikasi Rp 134,3 triliun.

"Jadi ini kepercayaan yang harus diakui, suka tidak suka terhadap pemerintah, realisasi investasi itu adalah dampak dari apa yang menjadi kebijakan dan melahirkan kepercayaan bagi para investor," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement