Selasa 24 Jan 2023 18:07 WIB

Tokoh Protestan: Persoalan LGBT Harus Diberi Perhatian

Aturan Pemda soal LGBT agar masyarakat tak menyimpang.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Tokoh Protestan: Persoalan LGBT Harus Diberi Perhatian. Foto: Tolak LGBT/Ilustrasi
Tokoh Protestan: Persoalan LGBT Harus Diberi Perhatian. Foto: Tolak LGBT/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tokoh Protestan, Philip Situmorang menyampaikan bahwa pemerintah daerah harus benar-benar memperhatikan masukan dari masyarakat terkait Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transgender (LGBT). Menurutnya, masalah LGBT memang harus diberi perhatian, secara khusus dengan aturan-aturan yang muncul di beberapa daerah atau perda.

Philip mengatakan, dari segi agama saja misalkan di Kristen, dalam Alkitab jelas disampaikan pada Kitab Kejadian 1 Ayat 27. Maka Tuhan menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Tuhan diciptakan-Nya dia (laki-laki dan perempuan) diciptakan-Nya mereka.

Baca Juga

Lalu ayat 28 mengatakan, Tuhan memberkati mereka, lalu Tuhan berfirman kepada mereka, "Beranakcuculah dan bertambah banyak, penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."

Philip menjelaskan, dalam kitab suci Kristen dikatakan bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Tuhan yaitu laki-laki dan perempuan.

"Tuhan memberi perintah yang jelas bahwa manusia harus beranak cucu dan bertambah banyak. Apakah laki-laki dengan laki-laki (homo) bisa menghasilkan keturunan? Tentu saja tidak," kata Philip kepada Republika, Selasa (24/1/2023).

Philip mengatakan, aturan yang dikeluarkan oleh sejumlah pemerintah daerah terkait LGBT harus dilihat, agar masyarakat tidak salah dan menyimpang.

"Saya pribadi mendukung aturan itu, tentu saja aturan itu disertai dengan hal-hal dapat membantu menanggulangi dan mencegah penyimpangan seksual itu (LGBT)," ujarnya.

Philip menyampaikan, penanggulangan penyimpangan seksual bisa dilakukan lewat informasi-informasi yang disampaikan tokoh agama di mimbar. Dengan memberikan gambaran betapa berbahayanya penyimpangan seksual itu.

"Penyampaian informasi tersebut harus dilakukan dengan cara-cara yang baik, bukan dengan provokasi sehingga bertindak dengan kekerasan," ujar Philip.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement