Selasa 24 Jan 2023 18:25 WIB

Al Azhar, Liga Arab, dan Mesir Satu Suara Kutuk Pembakaran Alquran

Penistaan agama berulang menunjukkan keterlibatan otoritas Swedia dengan sayap kanan.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Pengunjuk rasa membakar bendera Swedia di depan Konsulat Jenderal Swedia selama protes di Istanbul, Turki, 21 Januari 2023. Politikus sayap kanan Swedia-Denmark Rasmus Paludan diizinkan mengadakan demonstrasi dan membakar salinan Alquran di depan gedung Kedutaan Besar Turki di Stockholm pada 21 Januari 2023. Al Azhar, Liga Arab, dan Mesir Satu Suara Kutuk Pembakaran Alquran
Foto: EPA-EFE/ERDEM SAHIN
Pengunjuk rasa membakar bendera Swedia di depan Konsulat Jenderal Swedia selama protes di Istanbul, Turki, 21 Januari 2023. Politikus sayap kanan Swedia-Denmark Rasmus Paludan diizinkan mengadakan demonstrasi dan membakar salinan Alquran di depan gedung Kedutaan Besar Turki di Stockholm pada 21 Januari 2023. Al Azhar, Liga Arab, dan Mesir Satu Suara Kutuk Pembakaran Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Al Azhar As-Syarif dan Liga Arab mengecam pembakaran Alquran di Stockholm, Swedia pekan lalu. Dilansir di Arab News, Selasa (24/1/2023), Al Azhar sebagai lembaga pendidikan Islam Sunni tertua dan terkemuka di dunia ini mengutuk keras pembakaran Alquran oleh ekstremis Swedia. 

Al Azhar mengeluarkan pernyataan Alquran akan tetap dalam kejayaannya sebagai kitab pedoman bagi seluruh umat manusia, membimbing mereka pada nilai-nilai kebaikan, kebenaran dan keindahan.

Baca Juga

Insiden penistaan agama berulang menunjukkan keterlibatan otoritas Swedia dengan tokoh sayap kanan. Hal ini dinilai merupakan upaya untuk berulang kali dan dengan sengaja menyinggung kesucian agama dan memprovokasi umat Islam di seluruh dunia.

Politikus sayap kanan Denmark-Swedia Rasmus Paludan membakar kitab suci di luar Kedutaan Besar Turki di Stockholm selama demonstrasi pada Sabtu. Tindakannya memicu protes.

"Tindakan kriminal kebiadaban ini tidak akan merusak kesucian Alquran di hati orang yang beradab," bunyi pernyataan Al-Azhar.

Dalam pernyataan itu disebutkan balas dendam para penjahat sesat dan tindakan para pendukung fanatisme dan jiwa-jiwa yang sakit, yang memiliki catatan hitam dalam sejarah fanatisme, kebencian, dan perang agama, tidak akan mempengaruhi kesucian Alquran.

Al-Azhar pun meminta komunitas internasional menentang upaya merusak kesucian agama. Al-Azhar mendesak kecaman terhadap mereka yang berada di belakang pembakaran dan penyelidikan segera atas insiden tersebut. Membiarkan pembakaran menghambat upaya untuk mempromosikan perdamaian, dialog antaragama dan komunikasi antara Timur dan Barat, serta antara dunia Islam dan Barat.

Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit dan pemerintah Mesir ikut mengecam. Aboul Gheit mengatakan di Twitter bahwa ia mengutuk keras tindakan tersebut.

"Saya mengutuk dengan keras pembakaran Alquran oleh seorang ekstremis di Stockholm, Swedia. Tindakan ekstrem dan tidak normal seperti itu harus dikutuk dan dikecam oleh semua orang, terutama di Swedia. Kebebasan berbicara seharusnya tidak menjadi dalih bagi para ekstremis untuk menyalakan api kebencian di antara pemeluk agama yang berbeda," kata Aboul Gheit.

Mesir menyatakan kecaman kerasnya atas insiden Stockholm. Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri menggambarkannya sebagai tindakan tercela yang memprovokasi perasaan ratusan juta umat Islam di seluruh dunia. Mesir memperingatkan bahaya memicu ujaran kebencian dan kekerasan. Ini menyerukan menegakkan nilai-nilai toleransi dan hidup berdampingan secara damai, dan mencegah pelanggaran terhadap semua agama melalui praktik ekstremis.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement