REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, menyampaikan, rencana investasi oleh pabrikan kimia asal Jerman, BASF di Indonesia senilai 2,6 miliar dolar AS bakal dieksekusi mulai tahun ini. Hal itu ia pastikan usai pertemuan World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, pekan lalu.
"Jadi, kalau ditanya investasi yang riil masuk ada sekitar 2,6 miliar dolar AS. Sisanya banyak tapi saya tidak boleh bicara karena kita ada deal dengan mereka," kata Bahlil dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (24/1/2023).
Bahlil menuturkan, BASF akan bekerja sama dengan grup pertambangan asal Perancis, Eramet SA untuk membangun ekosisten industri baterai untuk kendaraan bertenaga listrik hingga prekursor.
Diketahui, sebelumnya BASF dan Eramet SA telah meneken perjanjian mengkaji pembangunan pabrik high-pressure acid leaching (HPAL) yang rencananya dibangun di Weda Bay, Halmahera Tengah, Maluku Utara.