Rabu 25 Jan 2023 10:12 WIB

Fatty Liver Mengintai Penggemar Kuliner Berminyak

Penggunaan minyak jelantah dalam waktu lama akan berdampak ke kesehatan.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Indira Rezkisari
Penggunaan minyak jelantah dalam waktu tertentu pada makanan akan berdampak pada kesehatan. Hal itu diakibatkan oleh deposisi sel lemak yang terjadi di usus halus, pembuluh darah, jantung, dan liver.
Foto: Pixabay
Penggunaan minyak jelantah dalam waktu tertentu pada makanan akan berdampak pada kesehatan. Hal itu diakibatkan oleh deposisi sel lemak yang terjadi di usus halus, pembuluh darah, jantung, dan liver.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makanan dengan minyak banyak atau nasi minyak sempat populer. Sesuai dengan namanya, nasi minyak adalah nasi beserta ayam atau bebek goreng yang ditambahkan kubis goreng serta sambal lalu disiram minyak jelantah.

Minyak jelantah memang kerap digunakan sebagai penambah rasa, misalnya untuk minyak bekas menggoreng ayam atau ikan asin sebagai minyak untuk menggoreng sambal. Tapi bukan rahasia kalau minyak jelantah tidak sehat, apalagi jika dikonsumsi banyak.

Baca Juga

Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Probo Yudha Pratama Putra menjelaskan, penggunaan minyak jelantah dalam waktu tertentu pada makanan akan berdampak pada kesehatan. Hal itu diakibatkan oleh deposisi sel lemak yang terjadi di usus halus, pembuluh darah, jantung, dan liver.

Penyakit yang pertama muncul akibat konsumsi minyak jelantah disebut dislipidemia atau bahasa awamnya kolesterol. Mengonsumsi makanan yang dimasak dengan minyak jelantah akan meningkatkan lemak jenuh atau jahat yang sulit dimetabolisme oleh tubuh.