Bangun Museum Budaya Sains dan Teknologi, Gibran Gandeng Dato Tahir
Rep: c02/ Red: Yusuf Assidiq
Peletakan batu pertama Museum Budaya Sains dan Teknologi Bengawan Solo oleh Wali Kota Solo Gibran Rakabuming bersama CEO Mayapada Group Dato | Foto: Muhammad Noor Alfian
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Wali Kota Solo Gibran Rakabuming berkolaborasi dengan Dato' Sri Tahir founder dan CEO Mayapada Group membangun Museum Budaya Sains dan Teknologi Bengawan Solo di Pedaringan, Jebres, Solo, Jawa Tengah. Peletakan batu pertama pembangunan museum itu berlangsung Rabu (25/1/2023).
Dengan dibangunnya museum ini menegaskan bahwa pemkot siap berkompetisi dengan kota-kota lainnya. Bahkan Gibran mengatakan tidak mau kalah. "Intinya saya ngak mau kalah sama Jogja, Semarang, saya tahu mereka resource nya lebih besar angkanya lebih gede," katanya.
Ia lantas menjelaskan alasan menggandeng pihak ketiga dalam pembangunan museum itu. "Kalau saya prinsipnya satu saja, kalau APBD ga bisa tidak mencukupi minta bantuan gubernur, kalau gubernur belum bisa minta bantuan menteri, kalau mentok kita cari founding dari investor atau CSR. Itu terbukti bisa semua di Kota Solo, Solo Safari jalan, STP, dan lain-lain jalan," ujar dia.
Selanjutnya, Gibran membeberkan ada beberapa proyek yang berderet dengan museum ini. Mulai dari Lokananta, Balaikambang, Masjid Sheikh Zayed Al Nahyan, IKN mebel Gilingan, Solo Techno Park, hingga Solo Safari. "Jadi ini perkembangan yang luar biasa sekali fisik kita dikebut semua," tegasnya
Kendati demikian, Gibran mengatakan ada sedikit catatan perihal penamaan museum. Pasalnya, menurutnya penamaan terlalu panjang. "Mungkin satu catatan saja, penamaan museum. Misalnya Taman Satwa Taru Jurug, kepanjang, disingkat juga jelek. Saya orangnya pengennya simpel-simpel saja, solo safari misalnya," katanya.
Gibran mengatakan alasannya selain singkat namun juga tetap memasarkan nama Kota Solo. Seperti Solo Techno Park, Solo Safari. "Ini nanti kita pikirkan lagi penamaannya kalau saya pengennya simpel dan tetap membawa branding Kota Solo," ungkapnya lagi.
Sementara itu, Tahir mengatakan pembangunan ditargetkan dua tahun selesai. Sedangkan enam bulan kedepan pihaknya akan mencari operator proyek terlebih dahulu. "(Anggaran) kalau dari hardware antara Rp 400 miliar - Rp 600 miliar, karena luas bangunan hampir 60 ribu meter persegi," ujar Tahir.