REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak hadits yang melaporkan tentang nilai dan keutamaan bulan Rajab, namun demikian hadisnya dinilai lemah (dhaif) bahkan cenderung hadis yang dibuat-buat.
Dilansir di About Islam, Rabu (25/1/2023), anggota Komisi Fatwa Al Azhar Syekh Atiyyah Saqr menjelaskan, meski banyak hadis dhaif berkenaan dengan bulan Rajab, namun perlu diingat banyak peristiwa penting dalam sejarah Islam yang terjadi pada bulan Rajab ini.
Seperti Isra dan Miraj menurut beberapa pandangan, Perang Tabuk, dan pembebasan Masjid Al-Aqsha dari tentara salib di tangan Salahuddin Al-Ayyubi. Umat Islam harus mengingat kembali kemenangan-kemenangan besar ini dan mengambil pelajaran darinya.
Hadits tentang bulan Rajab
Ada beberapa bulan dan juga beberapa tempat yang memiliki nilai lebih di sisi Allah SWT daripada yang lain. Tetapi keutamaan suatu tempat atau waktu tertentu dalam Islam ditetapkan hanya melalui bukti-bukti otentik.
Oleh karena itu, dalam mengutip hadits tertentu, seseorang harus memastikan keasliannya sehingga tidak ada hadits palsu yang merujuk Nabi Muhammad SAW. Al-Hafizh Ibn Hajar Al-Asqalani, seorang cendekiawan terkemuka, menulis sebuah penelitian terperinci berjudul Tabyeen Al-Ajab bima Warada fi Fadl Rajab.
Ibnu Hajar memasukkan dalam penelitian ini hampir semua hadits yang melaporkan tentang keutamaan bulan Rajab dan pahala yang disyaratkan dengan menjalankan puasa dan sholat wajib selama itu. Dia mengklasifikasikan hadits-hadits ini menjadi yang lemah atau dibuat-buat.