REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Khusus Presiden, Diaz Hendropriyono, menyambangi pabrik pengelolaan sampah Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Bagendung, Cilegon, Banten. Menurut dia, penerapan BBJP tersebut berkontribusi mencapai target presiden untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK).
"Penerapan BBJP di TPSA ini berkontribusi mencapai target-target presiden untuk menurunkan emisi GRK 31,89 persen tanpa bantuan internasional atau 43,2 persen dengan bantuan internasional sekaligus dapat mendukung pertumbuhan ekonomi tetap positif di atas 5 persen,” jelas Diaz dalam siaran pers, Rabu (25/1/2023).
Dalam kunjungannya, Diaz melihat langsung proses pengolahan sampah menjadi bahan bakar pengganti batu bara atau co-firing untuk digunakan di PLTU Suralaya yang dikelola PT Indonesia Power. Menurut Diaz, inisiasi itu selaras dengan upaya pencapaian target Presiden mengurangi emisi GRK sekaligus mendorong ekonomi Indonesia tetap maju.
"Proyek-proyek seperti ini yang mendukung penurunan emisi sekaligus mendorong perekonomian seharusnya dapat didukung bersama-sama sebagai salah satu proyek strategis," kata Diaz.
Terkait penggunaan di PLTU Suralaya, Direktur Utama Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menyampaikan bahwa suplai briket BBJP untuk co-firing dapat menggantikan sekitar 5 persen penggunaan batu bara.
“Kebutuhan batu bara PLTU Suralaya 40 ribu ton per hari yang mana 5 persennya sekitar 2.000 ton berpotensi disuplai BBJP," jelas Edwin.
Di samping itu, Wali Kota Cilegon, Helldy Agustian mengungkapkan, pemanfaatan TPSA Bagendung akan diperluas setelah menjadi salah satu kota yang terpilih menerima Rp 100 miliar melalui program Kementerian PUPR bekerja sama dengan Bank Dunia.
Hal itu akan mendukung arahan presiden untuk mengolah sampah menjadi energi listrik berbasis teknologi ramah lingkungan. “Pengolahan BBJP akan ditambah dari 30 ton per hari menjadi 200 ton per hari maksimal pada Agustus 2023 sehingga nantinya Kota Cilegon defisit sampah pada 2025,” ujar Helldy.
Selain itu, turut hadir Direktur Keuangan PT Jakarta Propertindo, Adrian Rusmana, yang menyampaikan, pihaknya sedang mempelajari proses pengolahan sampah di TPSA Bagendung untuk nantinya dapat menjadi percontohan pembangunan di Jakarta.