Kamis 26 Jan 2023 02:01 WIB

Libur Imlek, Destinasi Wisata Asia Tenggara Masih Sepi dari Kunjungan Turis China

Pada Januari-November 2022 kurang dari 23 ribu wisatawan China datang ke Bali.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Turis China tiba di bandara internasional Ngurah Rai di Bali, pada Ahad, 22 Januari 2023.
Foto: AP Photo/Firdia Lisnawati
Turis China tiba di bandara internasional Ngurah Rai di Bali, pada Ahad, 22 Januari 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, CHIANG MAI -- Hanya segelintir wisatawan China yang berpose dan berjemur di bawah sinar matahari pekan ini di pasar dan plaza dekat destinasi wisata gerbang Pratu Tha Phae, dekat Chang Mai, Thailand. Salah satu destinasi wisata yang masih menunggu jutaan turis China kembali.

Tempat wisata seperti Bali dan Chiang Mai sudah dalam tarafnya teramai dibanding sebelum pandemi tiga tahun yang lalu. Tapi masih cenderung sepi.

Baca Juga

Namun penjual minuman ringan distrik Chinatown di Chiang Mai, Chanatip Pansomboon optimistis. Ia yakin jumlah penerbangan dari China naik dengan stabil. Tinggal masalah waktu.

"Bila banyak mereka yang kembali maka bagus karena mereka memiliki daya beli," kata Chanatip, Rabu (25/1/2023).

Kembalinya kelompok tur dari China diperkirakan akan menambah pengunjung. Saat ini hanya wisatawan individu mampu yang berpetualang ke luar negeri karena harga tiket pesawat lebih tinggi tiga kali lipat dari biasanya.

Seperti Chen Jiao Jiao, seorang dokter dari Shanghai. Ia berpose di depan gerbang batu bata Pratu Tha Phae. Chen rehat dari cuaca dingin Shanghai untuk menikmati suhu hangat Thailand dalam wisata pertamanya sejak 2020.

"Setelah tiga tahun pandemi dan musim dingin buruk kini sudah dibuka kembali, bagi kami orang China, Chiang Mai pilihan pertama dan orang-orang di sini sangat ramah," katanya, Rabu (25/1/2025).

Pada tahun 2019, 1,2 juta wisatawan China berkunjung Chiang Mai menghasilkan 15 miliar baht atau 450 juta dolar. Penghasilan dari wisata itu hilang ketika negara-negara menutup perbatasan selama pandemi.

Direktur Otoritas Pariwisata Thailand di Chiang Mai Suladda Sarutilawan mengatakan turis berkelompok akan diizinkan kembali pada 6 Februari tapi jumlah yang datang tergantung pada berapa banyak penerbangan yang beroperasi. Ia menambahkan diharapkan 500 sampai 600 ribu wisatawan yang datang tahun ini.

Pengusaha asal China Li Wei mengatakan tentu diharapkan semakin banyak orang China yang datang. Li berkunjung dengan tujuh anggota keluarganya.

"Karena visa dan penerbangan belum normal kembali, mungkin turis akan kembali tiga bulan ke depan,", kata Li.

Sementara restoran-restoran dan toko-toko di Bali yang didekorasi Imlek masih sepi. Penerbangan pertama dari China ke Bali tiba Ahad (22/1/2023). Pesawat dari Kota Shenzhen membawa 210 wisatawan, mereka disambut tari-tarian tradisional.

"Sebelum Covid, kami bekerja dengan agen wisata yang menangani tamu dari China setiap hari, tapi sejak ditutup jumlah tamu jauh berkurang,", kata pemilik restoran di Jimbaran, Bali, Made Sutarman.

Manajer restoran China Nyoman Wisana mengatakan setelah tiga tahun tidak ada konsumen ia sangat senang turis China kembali.

Ketua Asosiasi Agensi Wisata Bali Putu Winastra mengatakan pada Januari sampai November tahun lalu kurang dari 23 ribu wisatawan China datang ke Bali. Hanya seperempat dari 80 operator wisata yang melayani wisatawan China yang beroperasi.

"Sebenarnya kami sangat prihatin mengenai ini," katanya.

Ia menambahkan Indonesia sedang mengembangkan program untuk menarik lebih banyak wisatawan China. Termasuk mengeksplorasi penerbangan langsung dari Beijing, Shanghai dan Guangzhou.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement