REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Beberapa hari setelah dokumenter BBC yang mengungkap peran Perdana Menteri India Narendra Modi kerusuhan anti-muslim pada 2002 silam dan melarang orang membagikannya di internet. Pihak berwenang menyerbu universitas dan perguruan tinggi dan membatasi media sosial.
Langkah yang dikecam kritikus mengecam kebebasan pers. Ketegangan di New Delhi memanas di Jamia Millia University di mana kelompok mahasiswa mengatakan rencana penayangan dokumenter mereka dilarang. Lusinan polisi dilengkapi gas air mata dan perangkat huru-hara di depan gerbang kampus.
Polisi dengan baju preman berkelahi dengan mahasiswa dan menahan hampir satu lusin. Mereka di bawa dengan mobil. "Ini waktunya bagi pemuda India untuk memberikan kebenaran yang diketahui semua orang, kami tahu yang perdana menteri lakukan pada masyarakat," kata mahasiswi geografi dan anggota Fraternity Movement Liya Shareef, Rabu (25/1/2023).
Listrik dan internet di kampus Jawaharlal Nehru University dimatikan sebelum serikat mahasiswa menggelar penayangan dokumenter BBC. Pihak berwenang mengatakan penayangan itu akan mengganggu perdamaian di kampus.
Namun mahasiswa menonton dokumenter di laptop dan telepon genggam setelah membagikannya lewat WhatsApp dan Telegram. Dokumenter itu juga menyebab kerusuhan di universitas India lainnya.
Pihak berwenang di University of Hyderabad menggelar penyelidikan usai sekelompok mahasiswa menayangkan dokumenter terlarang itu pekan ini. Pegawai Bharatiya Janata Party yang berkuasa menggelar demonstrasi setelah beberapa mahasiswa yang berafiliasi dengan partai politik lawan melanggar larangan dan menggelar penayangan.
Dokumenter dua bagian India: The Modi Question tidak ditayangkan di India. Tapi pemerintah melarang dokumenter itu dibagikan di media sosial akhir pekan lalu.