Kamis 26 Jan 2023 08:24 WIB

Setelah Tank, Ukraina Kini Minta Jet Tempur

Ukraina meminta pengiriman jet tempur dan lebih banyak kendaraan lapis baja berat

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Pemerintah Ukraina meminta pengiriman jet tempur dan lebih banyak kendaraan lapis baja berat kepada sekutu Barat. Pengajuan armada baru ini muncul usai Jerman resmi akan mengirim 14 tank Leopard ke Ukraina.
Foto: EPA-EFE/JAKUB KACZMARCZYK
Pemerintah Ukraina meminta pengiriman jet tempur dan lebih banyak kendaraan lapis baja berat kepada sekutu Barat. Pengajuan armada baru ini muncul usai Jerman resmi akan mengirim 14 tank Leopard ke Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pemerintah Ukraina meminta pengiriman jet tempur dan lebih banyak kendaraan lapis baja berat kepada sekutu Barat. Pengajuan armada baru ini muncul usai Jerman resmi akan mengirim 14 tank Leopard ke Ukraina.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Polandia Zbigniew Rau tentang bantuan militer lebih lanjut, termasuk jet tempur. Permintaan ini telah berulang kali diajukan kepada sekutu Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tanpa hasil.

Baca Juga

Penasihat Menteri Pertahanan Ukraina Yuriy Sak juga mengatakan jet tempur akan menjadi rintangan besar berikutnya. “Jika kita mendapatkannya, keuntungan di medan perang akan sangat besar. Ini bukan hanya F-16. Pesawat generasi keempat, inilah yang kami inginkan," ujarnya merujuk pada jet buatan AS.

Seruan sebelumnya untuk jet buatan AS belum membuahkan hasil. Namun pemerintah Belanda baru-baru ini mengatakan akan mempertimbangkan untuk mentransfer beberapa dari 50 pesawatnya dalam koordinasi dengan sekutu. Ukraina sampai sekarang hanya menerima pesawat Soviet dan suku cadang untuk angkatan udaranya.

Sedangkan permintaan untuk menambah tank diharapkan sebagian terpenuhi, karena keputusan Jerman ini dapat membuka tawaran pengiriman tank dari Finlandia, Spanyol, Belanda, Portugal, Polandia, dan Norwegia. Negara-negara itu dapat menyediakan Ukraina dengan mesin Leopard 2A6 buatan Jerman dari pasokan sendiri.

Jerman mengatakan, belum menerima permintaan apa pun, kecuali Polandia, untuk otorisasi ekspor ulang tank Leopard 2. Namun pihak lain mungkin akan membuat pengumuman tentang rencana pengiriman dalam beberapa hari mendatang.

"Koalisi tank terbentuk. Setiap orang yang meragukan ini bisa terjadi melihat sekarang: untuk Ukraina dan mitra tidak mungkin ada apa-apa. Saya meminta semua mitra baru yang memiliki tank Leopard 2 untuk bergabung dalam koalisi dan menyediakan sebanyak mungkin. Mereka bebas sekarang," ujar Kuleba dikutip dari The Guardian.

Kepala kantor kepresidenan Ukraina Andriy Yermak menulis di Telegram, bahwa diperlukan koalisi tank yang lebih luas. “Kami membutuhkan banyak Leopard,” katanya.

Sedangkan Presiden Ukraina , Volodymyr Zelenskyy menyatakan perlunya 300 tank untuk memberikan masukan yang mengubah permainan untuk perang di Ukraina setelah 11 bulan konflik dengan Rusia. Pejabat Barat percaya bahwa menyediakan 100 tank cukup untuk membuat perbedaan dalam mempertahankan wilayah jika terjadi serangan Rusia dan kemudian merebut kembali wilayah.

Baca juga : Kebiasaan Sarapan yang Harus Dihindari di Atas Usia 50

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement