REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin menghindar untuk memberi komentar soal keputusan Jerman memasok tank ke Ukraina selama kunjungan ke Moscow State University. Dia memilih memberikan nasihat karier kepada mahasiswa dan mengajukan pertanyaan tentang topik lain.
Pengumuman Jerman akan mengirim tank Leopard 2 ke Ukraina memicu reaksi keras dari Kementerian Luar Negeri Rusia dan Kedutaan Besar di Berlin. Namun presiden menghindar untuk membahas masalah tersebut.
Penutur bahasa Jerman fasih yang bertugas di bekas Jerman Timur sebagai perwira KGB ini menghabiskan lebih dari satu jam untuk menjawab pertanyaan mahasiswa tentang berbagai masalah mulai dari anjing yang hilang hingga teknologi kuantum. Beberapa pertanyaan tentang perang di Ukraina juga terus muncul secara tidak langsung.
Seorang mahasiswa bernama Vladislav dari wilayah Luhansk yang diduduki Rusia di Ukraina timur mengatakan kepada Putin, bahwa telah mengambil bagian tahun lalu dalam operasi militer khusus. Impian mahasiswa itu adalah bekerja untuk Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) yang pernah dipimpin oleh Putin.
Putin pun berterima kasih atas pengabdiannya dan mengatakan dia pasti akan mempertimbangkan ambisi masuk FSB. "Orang-orang seperti Anda sangat memahami pentingnya tindakan untuk melindungi rakyat... dan Rusia sendiri. Syukurlah kamu masih hidup dan sehat, orang-orang seperti kamu akan dibutuhkan baik di dinas khusus maupun di FSB," ujarnya.
Mahasiswa lain mengatakan, dia merawat saudara-saudaranya yang berusia 9, 10 dan 16 tahun ketika ibunya pergi tahun lalu untuk bekerja sebagai perawat di garis terdepan. Putin pun memberi hormat dengan membungkuk.
Selain menanggapi pernyataan mahasiswa, Putin pun menyinggung negara-negara Barat dengan menyarankan beberapa menggunakan perang Ukraina sebagai alasan untuk membatalkan budaya Rusia. "Kami adalah bagian dari budaya dunia," katanya.
Dalam sambutan, Putin hanya menyinggung secara tidak langsung ketegangan internasional saat ini. Dia berkomentar bahwa Jerman tetap berada di bawah pendudukan militer Amerika Serikat (AS), merujuk pada pasukan sekutu yang ditempatkan di negara NATO.
"Banyak dari apa yang terjadi (sekarang) memiliki akar yang dalam... Kedaulatan akan dikembalikan ke Eropa, tetapi tampaknya ini akan memakan waktu," kata Putin.