REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kanselir Jerman Olaf Scholz menyatakan pada Rabu (25/1/2023), negara itu akan melakukan apapun yang diperlukan untuk mendukung Ukraina. Namun, dia mengingatkan, pada saat yang sama, Berlin pun ingin menghindari kemungkinan perang antara Moskow dan anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
"Ini semua adalah langkah-langkah yang membantu Ukraina mempertahankan diri dan semua keputusan ini dibuat dalam perjanjian kerja sama yang erat dengan sekutu kami,” kata Scholz selama sesi tanya jawab di parlemen.
Scholz membela keputusan pemerintahnya untuk mengirim senjata berat dan tank Leopard ke Ukraina. Dia menggarisbawahi bahwa Berlin tidak menginginkan eskalasi lebih lanjut dengan Moskow.
Menurut kanselir Jerman itu, akan menjadi kesalahan besar untuk mengambil keputusan sepihak mengenai masalah ini. “Dan dengan semua yang kami lakukan, kami perlu memperjelas, kami akan melakukan apa pun yang diperlukan dan mungkin untuk mendukung Ukraina, tetapi pada saat yang sama, kami ingin menghindari eskalasi perang ini sehingga tidak menjadi perang antara Rusia dan NATO," ujarnya.
Scholz mengesampingkan pengiriman pesawat tempur atau mengerahkan pasukan darat Jerman di Ukraina. Dia memperingatkan, bahwa tindakan itu hanya akan menyebabkan konflik militer antara Rusia dan NATO.
Jerman mengatakan, akan mengirim kompi awal yang terdiri dari 14 tank Leopard 2 dari stoknya sendiri dan menyetujui pengiriman oleh negara-negara sekutu Eropa. Sedangkan Amerika Serikat (AS) mengirimkan 31 tank M1 Abrams sebagai bentuk dukungan atas keputusan Jerman.