REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Rusia meluncurkan rentetan rudal pada jam-jam sibuk ke arah Ukraina pada Kamis (26/1/2023). Serangan rudal ini berlangsung sehari setelah Kiev mengamankan pasokan tank dari Barat.
Sebelumnya, Jerman dan Amerika Serikat (AS) sepakat untuk mengirim tank tempur ke Ukraina. Militer Ukraina mengklaim telah menembak jatuh 24 drone yang ditembakkan oleh Rusia pada Rabu (25/1/2023) malam, termasuk 15 rudal sekitar ibu kota. Sejauh ini, tidak ada kerusakan yang dilaporkan.
Namun, setelah serangan itu alarm serangan udara terdengar di seluruh Ukraina ketika orang-orang sedang menuju ke tempat kerja. Pejabat senior mengatakan pertahanan udara Ukraina telah menembak jatuh rudal yang masuk.
Di ibu kota, kerumunan orang berlindung di stasiun metro bawah tanah saat terderngar ledakan keras. Produsen energi swasta terbesar Ukraina, DTEK melakukan pemadaman listrik darurat di Kiev, Odesa dan Dnipropetrovsk karena bahaya yang akan segera terjadi.
Administrasi militer Ukraina menyatakan, lebih dari 15 rudal yang ditembakkan ke Kiev telah ditembak jatuh. Namun militer tetap mendesak warga untuk tetap berada di tempat perlindungan.
"Rudal terbang di dalam wilayah Ukraina. Setidaknya dua di barat laut melalui wilayah Mykolaiv," ujar Gubernur wilayah Mykolaiv di Ukraina selatan, Vitaly Kim, dalam aplikasi perpesanan Telegram.
Seorang juru bicara angkatan udara mengatakan, wilayah Vinnytsia tengah terdampak oleh serangan rudal Rusia.
Analis Barat mengatakan serangan di kota-kota Ukraina lebih merupakan upaya untuk menghancurkan moral daripada kampanye strategis.
Rusia dan Ukraina diperkirakan akan melakukan serangan darat baru pada musim semi. Ukraina telah meminta bantuan ratusan tank modern dengan harapan dapat digunakan untuk mematahkan garis pertahanan Rusia dan merebut kembali wilayah yang diduduki di selatan dan timur. Sejauh ini Ukraina dan Rusia hanya mengandalkan tank T-72 era Soviet.
"Kuncinya sekarang adalah kecepatan dan volume. Kecepatan dalam melatih pasukan kita, kecepatan dalam memasok tank ke Ukraina. Jumlah dukungan tank," kata Presiden Volodymyr Zelenskiy dalam pidato pada Rabu.
Zelenskiy mengatakan, dia telah berbicara dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg untuk meminta rudal jarak jauh dan pesawat terbang.
Sekutu Ukraina telah memberikan dukungan militer bernilai miliaran dolar, termasuk dukungan peralatan militer canggih AS. Sistem rudal AS ini telah membantu mengubah gelombang perang dalam enam bulan terakhir.