REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM - Perdana Menteri (PM) Palestina Mohammad Shtayyeh menyerukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan seluruh organisasi hak asasi manusia (HAM) internasional untuk segera campur tangan melindungi rakyat Palestina.
"Kepada PBB untuk turut intervensi menghentikan pertumpahan darah anak-anak, pemuda dan perempuan," kata Shtayyeh dalam pernyataannya dikutip laman Aljazirah, Jumat (27/1/2023).
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengutuk serangan Israel di Jenin. Ia juga meminta komunitas internasional menghentikan agresi Israel yang meningkat.
Saleh al-Arouri, seorang pemimpin terkemuka gerakan Hamas yang mengatur Jalur Gaza yang diblokade mengatakan, tanggapan perlawanan tidak akan ditunda. Sementara itu koresponden Aljazirah di Gaza, Youmna el-Sayed mengatakan, faksi-faksi Palestina, termasuk Hamas, mengumumkan hari berkabung dan menyatakan keadaan siaga.
“Mereka mendesak komunitas internasional untuk meminta pertanggungjawaban ‘penjahat pendudukan’ atas kejahatan mereka dan akhirnya meminta orang-orang di Gaza untuk turun ke jalan dan menunjukkan kemarahan mereka terhadap pembantaian yang dilakukan di Jenin,” kata el-Sayed.
Kekerasan mematikan kembali terjadi di wilayah Tepi Barat yang diduduki. Kemarin, Kamis (26/1/2023) waktu setempat, pasukan Israel membunuh 10 warga Palestina di kamp pengungsi Jenin.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, sembilan warga Palestina yang tewas berada di kamp pengungsi Jenin, setelah pasukan Israel menggerebek daerah tersebut. Warga Palestina lainnya, yaitu seorang pria berusia 22 tahun, ditembak oleh pasukan Israel di kota al-Ram, sebelah utara Yerusalem.
Dalam serangan Jenin setidaknya 20 lainnya terluka dengan peluru tajam. Empat di antaranya dalam kondisi kritis. Warga Palestina menyebut serangan Israel semalam adalah pembantaian.
Korban tewas termasuk seorang wanita tua, menurut pejabat Palestina. Dia diidentifikasi sebagai Magda Obaid oleh otoritas rumah sakit Jenin.
Membenarkan operasi itu, militer Israel mengatakan pasukan khusus telah dikirim ke Jenin untuk menahan para pejuang Jihad Islam yang dicurigai merencanakan dan melakukan beberapa serangan teror besar. Militer mengatakan, bahwa beberapa pejuang Palestina ditembak setelah mereka melepaskan tembakan.
"Selama operasi, aparat keamanan beroperasi mengepung gedung tempat para tersangka berada. Dua tersangka bersenjata diidentifikasi melarikan diri dari tempat kejadian dan dilumpuhkan oleh pasukan keamanan,” kata pejabat Israel dalam sebuah pernyataan.
Namun, tidak ada cedera yang dilaporkan di antara pasukan Israel. Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Vedant Patel mengecam serangan itu dan menyebutnya sebagai operasi kontra terorisme.
"Kami mengakui tantangan keamanan yang sangat nyata yang dihadapi Israel dan Otoritas Palestina dan mengutuk rencana kelompok teroris dan melakukan serangan terhadap warga sipil tak berdosa,” kata Patel kepada wartawan.
"Kami juga menyesali hilangnya nyawa tak berdosa dan luka-luka warga sipil dan sangat prihatin dengan meningkatnya siklus kekerasan di Tepi Barat," imbuhnya.
Sementara itu, Utusan PBB untuk Timur Tengah Tor Wennesland mengatakan dirinya sangat khawatir dan kecewa pada siklus kekerasan yang terus berlanjut di wilayah pendudukan Tepi Barat. Kematian selama baku tembak yang intens di sebuah kamp pengungsi di kota Jenin, disebutnya sebagai contoh nyata dari eskalasi kekerasan