Ternak Sapi Temanggung Mulai Terjangkit Penyakit LSD

Red: Yusuf Assidiq

Veteriner menyuntikkan vaksin Lumpy Skin Desease (LSD) pada ternak sapi (ilustrasi)
Veteriner menyuntikkan vaksin Lumpy Skin Desease (LSD) pada ternak sapi (ilustrasi) | Foto: Republika/Wihdan Hidayat

REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG -- Sebanyak 14 ekor sapi di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah terjangkit Lumpy Skin Disease (LSD) atau penyakit dengan gejala terdapat benjolan pada kulit. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kabupaten Temanggung Joko Budi Nuryanto mengingatkan meskipun tidak menular kepada manusia, kewaspadaan terhadap penyakit ini tetap harus ditingkatkan.

Ia menyebutkan sebanyak 14 ekor sapi yang terjangkit LSD, antara lain di Kecamatan Bejen empat ekor sapi, Wonoboyo (satu), Gemawang (tiga), Kandangan (tiga), Kranggan (satu), dan Kecamatan Kedu (satu).

"Sebagian besar penyakit ini kami temukan di daerah Temanggung utara, terutama daerah perbatasan, karena sebagian besar peternak di daerah tersebut membeli ternak dari daerah lain," ujarnya.

Menurut dia, penyakit LSD ini tidak separah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang mewabah beberapa bulan lalu. Namun demikian, penanganan terhadap penyakit ini tetap wajib dilakukan dengan tujuan agar tidak menyebar ke daerah lain di Temanggung.

Ia mengatakan pihaknya sudah gencar melakukan sosialisasi kepada peternak, membekali para peternak dengan informasi mengenai penyebab, gejala, dan cara pencegahan penyakit LSD. Upaya tersebut diharapkannya dapat mengantisipasi wabah LSD masuk dan menyerang ternak.

"Gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini adalah benjolan pada kulit, demam tinggi, berat badan turun dan cairan air liur yang berlebih," kata dia. Dijelaskan, penyakit LSD ini disebabkan oleh virus yang dapat menyerang sapi dan kerbau.

Kerugian akibat LSD ini berupa berat badan ternak turun karena tidak nafsu makan, kehilangan produksi susu, mandul pada sapi jantan dan betina, keguguran, dan kerusakan pada kulit. Ia mengimbau para peternak untuk selalu menjaga kebersihan kandang, melakukan disinfeksi secara rutin, dan dilengkapi dengan melakukan vaksinasi.

"Para peternak untuk segera melaporkan apabila menemukan gejala penyakit LSD pada ternaknya," katanya.

Menurut Joko, penanganan sapi yang terkena LSD sama dengan sapi yang terkena penyakit mulut dan kuku, yakni dipisahkan dari sapi yang sehat. Selain itu, para petugas di lapangan juga sudah dibekali vaksin PMK maupun LSD.

"Kalau ada kasus di satu desa, ternak di desa lain harus divaksin untuk mencegah sapi yang masih sehat, kalau yang sudah terlanjur terserang penyakit ini harus diobati," tegas dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


Antisipasi Virus LSD, Peternak di Banten Suntikan Vitamin pada Ternak

Penyakit LSD Menyebar, Warung di Pasar Hewan Ambarawa pun Ikut Terdampak

Disnakkeswan Jateng Perkuat Pencegahan dan Penanganan Penyebaran LSD

Pemkab Malang Sebut Belum Terima Laporan Kasus LSD, Warga Diminta Tetap Waspada

Bupati Sleman Minta Peternak Sapi Waspadai Penyakit LSD

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark