REPUBLIKA.CO.ID, BELITUNG -- Dinas Perikanan Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mencatat penurunan volume ekspor kerapu hidup dari Belitung menuju Hong Kong sepanjang 2022. Angka ekspor ikan kerapu turun hampir 50 persen, yakni dari 63,35 ton menjadi 33 ton.
"Ekspor kerapu hidup dari Belitung menuju Hong Kong sepanjang 2022 tercatat sebanyak 33 ton turun dari tahun sebelumnya 63,35 ton," kata Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Perikanan Belitung, Rekie Irawan di Tanjung Pandan, Jumat (27/1/2023).
Menurut dia, penurunan ekspor kerapu hidup dari Belitung menuju Hong Kong disebabkan sejumlah faktor, salah satunya adalah pandemi COVID-19 yang masih melanda negara itu. "Pandemi COVID-19 menyebabkan konsumen ikan kerapu hidup dari Belitung di Hong Kong menurun," ujarnya.
Ia menambahkan, selain itu, penurunan ekspor kerapu hidup Belitung disebabkan oleh kapal pengangkut kerapu hidup mengalami kerusakan. "Ada dua kapal pengangkut yang bisa berkunjung ke Belitung membawa kerapu tersebut namun satu kapalnya dikabarkan mengalami kerusakan," katanya.
Ia mengatakan, kerusakan kapal tersebut menyebabkan armada pengangkut kerapu hidup menjadi terbatas. "Kapal pengangkut terbatas sehingga wilayah kami kalah dan kapal tersebut lebih banyak berlayar ke wilayah Indonesia bagian timur," ujarnya.
"Sebenarnya di 2022 masih ada beberapa kegiatan ekspor namun karena cuaca buruk sehingga ditunda dan baru dikirim pada 6 Januari 2023 sebanyak delapan ton dan 9 Januari sebanyak 14 ton," tambahnya.
Menurutnya saat ini Hong Kong masih menjadi pasar utama ekspor kerapu hidup dari Belitung. Konsumen kerapu di Hong Kong menggemari jenis ikan kerapu cantik dan kerapu cantang dengan ukuran di atas lima kilogram.
Rekie menyebutkan, pihaknya menargetkan ekspor kerapu hidup dari Belitung menuju Hong Kong pada tahun 2023 sebanyak 100 ton.
"Kami optimis target itu tercapai para pembudidaya juga sudah siap dan nanti setiap satu bulan setengah kami targetkan ada kegiatan ekspor," katanya.