REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN — Seiring dengan temuan meningkatnya kasus penyakit campak di sejumlah daerah di Tanah Air, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Semarang turut meningkatkan upaya kewaspadaan.
Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat juga ditingkatkan dengan melibatkan seluruh komponen dan stakeholder kesehatan hingga wilayah desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Semarang.
Kepala Dinkes Kabupaten Semarang, Dwi Syaiful Nur Hidayat yang dikonfirmasi mengungkapkan, meski kasus campak dilaporkan meningkat di berbagai daerah sejauh ini belum ditemukan kasus campak di Kabupaten Semarang.
Termasuk juga belum ada laporan dari petugas kesehatan terdepan dengan masyarakat terkait dengan gejala-gejala yang dapat diindikasikan sebagai penyakit campak.
Kendati begitu, jelasnya, Dinkes Kabupaten Semarang juga tetap melaksanakan upaya-upaya pencegahan di seluruh wilayah, dengan menginstruksikan surveilance di 19 kecamatan yang ada di Kabupaten Semarang.
“Walaupun belum ditemukan kasusnya, kami instruksikan kepada seluruh stakeholder kesehatan di tingkat desa untuk tetap waspada,” kata Dwi, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jumat (27/1/2023).
Sosialisasi tentang bahaya penyakit campak, masih kata Syaiful juga dilakukan Secara masif, tidak hanya melalui grup-grup WhatsApp (WA), para pendamping kesehatan desa dan bidan desa, namun juga melalui media sosial. Termasuk juga memantau perkembangan di lapangan.
“Jadi meskipun kasus penyakit campak saat ini nihil atau nol kasus, tapi tetap kita pantau terus dan kita juga minta masyarakat untuk waspada,” kata dia.
Tak hanya itu, seluruh lapisan masyarakat juga terus diimbau untuk tetap menerapkan pola hidup sehat dan menjaga kebersihan erta kesehatan lingkungannya masing-masing, di tengah usim penghujan kali ini.
Karena perilaku tersebut juga cukup penting untuk mencegah kemungkinan munculnya penyakit yang lain. “Kami terus menekankan, bahwa mencegah menjadi upaya yang paling bagus dari pada mengobati,” ujar dia.