Jumat 27 Jan 2023 19:19 WIB

Saling Membuka Diri

Diberi nasihat bukan berarti orang tidak setuju dengan Anda.

Erik Hadi Saputra
Foto: dokpri
Erik Hadi Saputra

Oleh : Erik Hadi Saputra*

REPUBLIKA.CO.ID, Pembaca yang kreatif, ada-ada saja hal berbeda ketika kita menghadapi persoalan dengan orang lain. Mengapa informasi yang satu dengan yang lain terkadang berbeda?

Mengapa ada orang yang suka mencatut nama orang lain, seolah itu sudah seizin atau sesuai perintah? Mengapa juga ada orang yang lebih memilih berkilah dan tidak mengakui kekeliruan yang dilakukan? Apakah ego berbicara membatasi itu semua?

Sementara ada orang yang hanya meminta kita untuk meminta maaf atas kekeliruan yang sudah dilakukan. Mengapa kondisi ini sering terjadi di lingkungan kita?

Seorang sahabat menyampaikan curhatnya ketika namanya dicatut oleh temannya sendiri ketika ada urusan pekerjaan yang melibatkan mitra. Dilaporkan bahwa beliau sudah diajak berbicara. Namun kejadian sebenarnya, beliau belum pernah diajak bicara. 

Ketika dikonfirmasi oleh direkturnya otomatis sahabat ini tidak bisa memberikan jawaban. Dia sendiri belum mengetahui detail pekerjaan yang sudah melibatkan mitra itu. Ketika mengonfirmasi hal ini kepada temannya, yang muncul adalah alasan pembelaan dengan berbagai kalimat yang akhirnya ke situ-situ lagi. Apa sebenarnya yang diinginkan sahabat ini?

Temannya menyadari kekeliruannya dan meminta maaf dengan kondisi yang terjadi. Kesalahan dalam pekerjaan adalah sesuatu yang mungkin saja bisa terjadi. Dan orang saja tidak luput dari kekeliruan.

Poin terpentingnya adalah menyadari dan berkomitmen agar kesalahan yang sama tidak terjadi lagi. Sahabat saya ini mengatakan, "Kesalahan komunikasi memberikan dampak negatif pada institusi dan orang yang terlibat mengurusinya." 

Pembaca yang kreatif, tentu saja ada sebab, mengapa keadaan ini bisa terjadi. Pertama, teman yang melakukan ini tidak mengerti bagaimana jalur berkoordinasi, semuanya ingin serba cepat. Bisa saja untuk institusi yang ramping hal ini akan memudahkan, dikarenakan mengambil keputusan menjadi cepat. 

Namun berbeda halnya pada institusi yang berkembang bahkan besar. Banyak unit terlibat yang membuat koordinasi dari bawah ke atas harus berlangsung secara harmonis. Alasan kedua adalah teman ini berharap acaranya bisa segera terlaksana. 

Dia harus menjaga komitmen yang sudah dijalin. Permasalahannya adalah informasi ini belum disampaikan kepada pimpinan terkait. Teman ini tidak terbuka dengan rencananya. Sebenarnya informasi itu bisa disampaikan lebih persuasif bahwa mereka sudah melakukan kesepakatan dengan mitra. 

Selanjutnya berkomunikasi intens agar kesepakatan ini bisa didukung dan mendapatkan persetujuan dari pimpinan. Walaupun orang akan bertanya mengapa kok baru saat ini mengajukan. Seharusnya sebelum proses dilakukan. Mendapatkan nasihat atau bahkan dimarahi pun sebenarnya itu adalah wujud kepedulian. 

Tentu harapannya orang itu akan semakin baik dan mengerti. Diberi nasihat bukan berarti orang tidak setuju dengan Anda. 

Keluarnya nasihat adalah bekal untuk Anda agar bisa lebih bijak dalam bersikap. Pengalaman dan wawasan akan membuat anda lebih matang menghadapi banyak hal. Syair cinta sebening embun yang ditulis oleh Ebiet G Ade bisa menambah pemahaman.

"Pernahkah engkau coba menerka. Apa yang tersembunyi di sudut hati?. Derita di mata, derita dalam jiwa. Kenapa tak engkau pedulikan?. Sepasang kepodang terbang melambung. Menukik bawa seberkas pelangi. Gelora cinta, gelora dalam dada. Kenapa tak pernah engkau hiraukan?. Se-la-ma musim belum bergulir. Masih ada waktu saling membuka diri. Se-ja-uh batas pengertian. Pintu pun tersibak. Cinta mengalir sebening embun. Kasih pun mulai deras mengalir. Cemerlang sebening embun. Pernahkah engkau coba membaca. Sorot mata dalam menyimpan rindu?. Sejuta impian, sejuta harapan. Kenapakah mesti engkau abaikan?"

Pembaca yang kreatif, selama musim belum bergulir, masih ada waktu saling membuka diri. Sehat dan teruslah terinspirasi.

 

*) Kaprodi Ilmu Komunikasi dan Direktur Kehumasan & Urusan  Internasional, Universitas AMIKOM Yogyakarta.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement