REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Kepala Komisi Eropa pada Kamis (26/1/2023) meminta negara-negara anggota Uni Eropa (UE) untuk bertindak bersama dalam migrasi, dengan mengatakan blok tersebut harus meningkatkan pemantauan perbatasan di rute Mediterania dan Balkan Barat yang digunakan para migran untuk sampai ke Eropa.
Dalam sebuah surat kepada para pemimpin negara anggota UE, Ursula von der Leyen mengatakan migrasi tidak teratur ke perbatasan blok telah mencapai tingkat tertinggi sejak 2016, ketika negara menghadapi krisis karena orang yang mencoba menyeberang ke perbatasan mereka tanpa izin.
Dia menekankan bahwa solusi untuk masalah imigrasi adalah bertindak bersama dan memperbarui kerangka hukumnya, menambahkan bahwa sampai pakta baru tentang migrasi dan suaka dikeluarkan, tanggapan terhadap masalah tersebut akan selalu tidak lengkap.
Von der Leyen juga mengungkapkan pekerjaan di Balkan Barat dan rute migrasi Mediterania Tengah akan dilanjutkan, mereka akan bekerja untuk pendekatan yang lebih terkoordinasi untuk upaya pencarian dan penyelamatan dalam kecelakaan yang melibatkan kapal migran di laut.
Dia menyatakan juga ingin memfasilitasi kerja sama antara negara-negara UE dan kapal pencarian dan penyelamatan milik pribadi.
Pada kesepakatan migrasi UE-Turkiye 2016, Von der Leyen juga menggarisbawahi bahwa mereka akan melakukan upaya yang diperlukan untuk memastikan implementasi penuhnya.
Turkiye mengeluh bahwa sementara mereka menegakkan kesepakatan migrasi Maret 2016, UE tidak menepatinya, seperti memberikan liberalisasi visa dan memberi Turkiye 6 miliar euro (6,25 miliar dolar) untuk membantu menangani para migran.