REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 6 Sulampua mencatat aset perbankan syariah di Sulawesi Selatan tumbuh 9,58 persen year on year (yoy) dengan nominal Rp 12,71 triliun.
Kepala OJK Regional 6 Sulampua, Darwisman dalam siaran pers di Makassar, Jumat, mengatakan untuk pertumbuhan pembiayaan syariah juga mencatatkan pertumbuhan double digit sebesar 16,59 persen yoy menjadi Rp 10,47 triliun.
"Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan penyaluran kredit konvensional yang tumbuh sebesar 6,94 persen yoy," ujarnya.
Sementara total aset perbankan di Sulawesi Selatan posisi Desember 2022 tumbuh 6,19 persen yoy.
dengan nominal mencapai Rp 174,54 triliun, terdiri dari aset Bank Umum Rp 171,37 triliun dan aset BPR Rp 3,16 triliun.
Sementara berdasarkan kegiatan bank, aset perbankan konvensional Rp 161,83 triliun dan aset perbankan syariah Rp 12,71 triliun.
Kinerja intermediasi perbankan Sulsel terjaga pada level yang tinggi dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 119,08 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah berada di level aman 2,51 persen.
Pertumbuhan kredit Bank tumbuh lebih tinggi dibandingkan Penghimpunan DPKPenyaluran kredit perbankan tercatat tumbuh 7,56 persen yoy menjadi Rp 139,29 triliun, terdiri dari kredit produktif Rp 75,78 triliun dan kredit konsumsi Rp 63,51 triliun.
Terkait perkembangan industri pasar modal posisi Desember memperlihatkan pertumbuhan yang cukup tinggi di masa pandemi ini. Hal ini terlihat pada peningkatan inklusi masyarakat di Sulsel yang mencapai 49,68 persen secara yoy atau menjadi sebesar 306.231 rekening akanproduk pasar modal seperti saham, reksadana dan Surat Berharga Negara (SBN).
Selain itu nilai transaksi saham sampai dengan Desember 2022 sebesar Rp 25,27 triliun.