REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Thapelo Amad tak membayangkan menjelma menjadi orang nomor satu di Johannesburg. Kota hub bisnis di Afrika Selatan. Baginya, ini mengejutkan karena partainya, Al Jama-ah, hanya memiliki tiga dari 270 kursi di Dewan Kota.
Namun, kenyataan mengantarkannya ke kursi wali kota. Dewan memberikan kepercayaan kepada Amad. Ia menggantikan Wali Kota Mpho Phalatse, anggota partai oposisi terbesar, the Democratic Alliance (DA).
’’Ini menandai sejarah di Afrika Selatan,’’ kata Amad seperti dilansir Aljazirah, Jumat (27/1/2023) waktu setempat. Pria berusia 41 tahun ini merasa tersanjung juga memikul tanggung jawab besar sebagai wali kota Muslim pertama di kota metropolitan terbesar itu.
Prioritasnya, ungkap Ahmad, memberantas korupsi. Ia juga percaya diri karena mendapat dukungan dari partai berkuasa, African National Congress (ANC) yang memiliki kursi mayoritas di Dewan Kota. Ini hasil upaya politik Amad dan Al Jama-ah, partai Islam tempat ia bergabung, untuk meraih dukungan.
Apalagi, Phalatse, awal pekan ini harus menghadapi kenyataan yakni mendapatkan mosi tidak percaya dari Dewan Kota. Sejak September tahun lalu, Phalatse diguncang perpecahan di antara koalisi pendukungnya.
Sebelumnya, Phalatse juga menorehkan sejarah. Ia wanita berkulit hitam pertama yang memimpin Johannesburg pada 2021. Ini terjadi setelah ANC kalah dalam pilkada. Hasil terburuk yang diperoleh partai berkuasa tersebut.