REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemkab Bogor melalui Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Bogor, terus berupaya untuk merealisasikan program pancakarsa khususnya karsa Bogor Membangun. Salah satunya, yakni membangun jembatan rawayan atau jembatan gantung dari bambu di daerah yang terisolasi.
Kepala DPKPP Kabupaten Bogor, Ajat Rochmat Jatmika, mengatakan, pihaknya ditugaskan oleh pimpinan membangun jembatan gantung untuk konektivitas di daerah-daerah terpencil. Pada 2023 DPKPP Kabupaten Bogor berencana membangun 30 jembatan gantung yang tersebar di beberapa kecamatan dan desa di Kabupaten Bogor.
“Tetap akan dikerjasamakan dengan TNI, karena itu adalah bagian dari percepatan pembangunan. Karena akses juga begitu jauh, komunikasi yang perlu intens dengan masyarakat,” ujar Ajat, Sabtu (28/1/2023).
Ajat menjelaskan, jembatan gantung ini dinilai bermanfaat untuk menghubungkan satu kampung dengan kampung lain. Di samping itu, dengan dibangunnya jembatan gantung ini bisa meningkatkan potensi ekonomi satu dengan yang lain, serta peningkatan aksesbilitas masyarakat.
Dia mengatakan, DPKPP Kabupaten Bogor telah menyisir jembatan-jembatan yang membuka akses daerah yang terisolasi. Misalnya, masyarakat yang hendak berangkat sekolah, namun mengalami kesulitan akses.
Masyarakat di beberapa daerah, kata Ajat, masih harus menyebrang sungai menggunakan perahu tradisional atau getek, bahkan menenteng sepatunya untuk menyebrang sungai. Daerah dengan kondisi tersebut kata Ajat menjadi prioritas DPKPP Kabupaten Bogor.
“Bahkan di Kecamatan Rumpin itu, rawayan menjadi tempat pertemuan perjodohan, yang dulunya kalau bertemu harus naik getek sekarang mudah karena ada jembatan. Jadi bukan hanya membantu ekonomi, tetapi perjodohan juga dibantu oleh jembatan rawayan,” tuturnya.