Sabtu 28 Jan 2023 16:30 WIB

Orang Tua Muslim Khawatir Konten LGBT di East London School

Sekolah diminta transparan tentang pengajaran hubungan dan pendidikan seks.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ani Nursalikah
Orang Tua Muslim Khawatir Konten LGBT di East London School
Foto: AP/Martin Meissner
Orang Tua Muslim Khawatir Konten LGBT di East London School

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Orang tua Muslim di wilayah Redbridge London Timur, Inggris bersumpah mengeluarkan anak-anak mereka dari sekolah, kecuali masalah lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) ditangani. Para orang tua mengajukan permintaan mereka di laporan Desember oleh Parents United, sebuah kelompok yang dibentuk pada 2020 sebagai tanggapan atas kekhawatiran tentang pengajaran hubungan dan pendidikan seks (RSE) di sekolah.

"Kami percaya sekolah harus menghormati keragaman pendapat tentang seksualitas dan hubungan di antara keluarga di komunitas kami," kata Parents United dalam laporan tersebut dilaporkan Pillars UK, seperti dikutip dari About Islam, Kamis (26/1/2023).

Baca Juga

Parents United mengadakan konferensi pada November tahun lalu, ketika keluhan diajukan dari orang tua Muslim tentang sekolah yang mengabaikan kepekaan agama saat mengajukan topik RSE. Kelompok tersebut mendesak sekolah menunjukkan dan menyetujui semua sumber daya tenaga dengan orang tua sebelum diperkenalkan ke dalam kelas.

Selain itu, sekolah diminta transparan tentang kapan atau bagaimana RSE diajarkan dan bobot perhatian terhadap LGBT dan karakteristik lain yang dilindungi. "Pengajaran topik-topik sensitif ini seharusnya tidak menampilkan pandangan apapun  tentang moralitas pribadi sebagai hal yang benar. Sampai saat ini, semua bukti yang kami lihat, menunjukkan bahwa narasi sepihak dipromosikan di sekolah-sekolah dan permintaan klarifikasi belum ditanggapi secara memadai," kata laporan itu.

"Sementara sekolah memiliki kewajiban undang-undang untuj mempromosikan keragaman dan hubungan yang baik antarkomunitas, ini hanya dapat dicapai dengan mendorong keragaman perspektif yang asli daripada memaksakannya."

 

Menanggapi laporan Parents United, Departemen Pendidikan mengatakan siswa harus diajari tentang masyarakat tempat mereka tumbuh dewasa. Mata pelajaran yang diajarkan dirancang untuk menumbuhkan rasa hormat terhadap orang lain dan perbedaan serta mendidik siswa mengenai hubungan yang sehat.

"Pada akhirnya, sekolahlah yang memutuskan bagaimana mereka mengajarkan kurikulum RSHE, tetapi mereka bertanggung jawab atas apa yang mereka ajarkan. Sekolahlah yang memutuskan sumber daya apa yang mereka gunakan, tetapi sekolah harus memastikan apa yang mereka gunakan faktual, sesuai usia, dan sejalan dengan tugas hukum mereka," kata Parents United.

Hubungan dan pernikahan sesama jenis dilarang dalam Islam, Kristen, dan semua agama samawi. Islam mengajarkan orang beriman tidak boleh melakukan perbuatan cabul.

Gereja Katolik mengajarkan homoseksualitas bukanlah dosa, tetapi menganggap hubungan seksual homoseksual sebagai dosa. Permasalahan membawa materi LGBT ke sekolah telah menjadi perhatian banyak orang tua Muslim.

Di pertemuan dewan sekolah di Wilmer, Minnesota baru-baru ini hampir puluhan orang tua Somalia-Amerika muncul bersama aktivis konservatif untuk memprotes laporan bendera kebanggaan LGBTQ yang dikibarkan di lembaga pendidikan K-12. Muslim Amerika dari populasi besar Timur Tengah Dearborn juga muncul dalam jumlah besar untuk memprotes keputusan distrik sekolah memasukkan buku-buku LGBTQ di perpustakaan sekolah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement