REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Umat Islam sangat dianjurkan untuk memperbanyak doa kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman sebagai berikut:
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS Al Baqarah ayat 186).
Namun demikian, ada beberapa kesalahan yang dilakukan sebagian orang sehingga menghalangi terkabulnya doa. Sebagaimana berlandaskan hadits nabi Muhammad SAW. Berikut tujuh kesalahan yang mencegah terkabulnya doa, seperti dilansir Al Masrawy:
Pertama, doa yang mengandung syirik besar kepada Allah SWT. Dosa terbesar adalah menyekutukan Allah SWT. Dan sebagian orang melakukan kesalahan ketika berdoa kepada selain Allah SWT seperti berdoa pada manusia, pada pohon, pada kuburan.
Berdoa adalah ibadah, dan mengarahkan ibadah kepada selain Allah adalah perbuatan musyrik. Sedang kemusyrikan adalah dosa besar di sisi Allah SWT. Sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadits.
وَعَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رضي الله عنه قَالَ: سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم : أَيُّ الذَّنْبِ أَعْظَمُ؟ قَالَ: “أَنْ تَجْعَلَ لِلّهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَقَكَ”
Dari Ibnu Mas‘ud RA beliau berkata, "Saya pernah bertanya kepada Rasulullah SAW. “Dosa apa yang paling besar?” Rasulullah bersabda, “Jika kamu menjadikan sekutu bagi Allah SWT padahal Dia yang menciptakanmu.” (HR Bukhari Muslim).
Kedua, berdoa mengharap mati. Berdoa mengharapkan kematian yaitu ketika seseorang berharap mati karena kemalangan atau musibah yang menimpanya. Sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadits dari Khabab RA, dia berkata:
لولا أن رسول الله صلى الله عليه وسلم نهانا عن تمني الموت لدعوت به
“Jikalau bukan karena Rasulullah SAW melarang kami dari berdoa mengharapkan kematian, maka aku akan berdoa dengan (doa mengharapkan kematian).” (HR Bukhari Muslim)
Ketiga, berdoa memutus silaturahim. Berdoa memutus tali silaturahim seperti seseorang, yaitu seperti seseorang berdoa untuk memutuskan hubungan antara dia dengan istrinya atau dengan kerabatnya. Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS an-Nisa ayat 1).