Ahad 29 Jan 2023 06:24 WIB

Dokumen Polisi India Ungkap Potensi Meningkatnya Bentrokan di Perbatasan China

Beijing sedang meningkatkan infrastruktur militer di wilayah perbatasan India.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Kendaraan tentara India bergerak di sepanjang jalan raya menuju Ladakh, di Gagangeer sekitar 81 kilometer dari Srinagar, ibu kota musim panas Kashmir India, 07 September 2020 (dikeluarkan 10 September 2020).
Foto: EPA-EFE/FAROOQ KHAN
Kendaraan tentara India bergerak di sepanjang jalan raya menuju Ladakh, di Gagangeer sekitar 81 kilometer dari Srinagar, ibu kota musim panas Kashmir India, 07 September 2020 (dikeluarkan 10 September 2020).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Sebuah penilaian keamanan oleh polisi India di wilayah Himalaya di Ladakh mengatakan, mungkin ada lebih banyak bentrokan antara pasukan India dan China di sepanjang perbatasan yang diperebutkan. Beijing saat ini sedang meningkatkan infrastruktur militer di wilayah tersebut.

Penilaian tersebut merupakan bagian dari makalah penelitian baru dan rahasia oleh Kepolisian Ladakh yang diserahkan pada konferensi perwira tinggi kepolisian yang diadakan dari 20 hingga 22 Januari. Dokumen ini telah ditinjau oleh Reuters.

Baca Juga

Mengacu pada Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA), makalah penelitian India menyatakan, ada pengingat paksaan domestik di China dan kepentingan ekonomi di kawasan itu. PLA akan terus membangun infrastruktur militernya dan pertempuran kecil juga mungkin akan sering terjadi atau mungkin tidak mengikuti suatu pola.

"Jika kita menganalisis pola pertempuran dan ketegangan, intensitasnya meningkat sejak 2013-2014 dengan interval setiap 2-3 tahun sekali," katanya.

"Dengan infrastruktur besar-besaran yang dibangun oleh PLA di pihak China, kedua tentara saling menguji reaksi, kekuatan artileri, dan waktu mobilisasi infanteri," ujar laporan itu.

Tentara India tidak menanggapi permintaan komentar dan Kementerian Luar Negeri China mengatakan, situasi di sepanjang perbatasan saat ini umumnya stabil. Namun, laporan itu mengatakan, penilaian itu didasarkan pada intelijen yang dikumpulkan oleh polisi setempat di daerah perbatasan dan pola ketegangan militer India-China selama bertahun-tahun.

Penilaian tersebut memiliki arti penting seperti yang disampaikan pada konferensi di New Delhi yang dihadiri oleh Perdana Menteri Narendra Modi. Kementerian Pertahanan dan Luar Negeri India juga tidak menanggapi permintaan komentar.

Kantor juru bicara Kementerian Luar Negeri China menyatakan pada Sabtu (28/1/2023), China mempertahankan komunikasi dan dialog yang erat melalui saluran diplomatik dan militer dengan India. "Aksai Chin adalah bagian yang tidak terpisahkan dari wilayah China," kata kementerian itu merujuk pada wilayah yang disengketakan yang terletak di persimpangan Xinjiang dan Tibet di China dan di sebelah timur Ladakh di India.

Sejak konfrontasi terbaru dimulai pada 2020, China telah memperkuat infrastruktur di sepanjang perbatasan Himalaya. Beijing membangun fasilitas untuk tentaranya yang dikerahkan di sana, antara lain gudang senjata dan amunisi serta landasan helikopter.

Kementerian Luar Neger China mengatakan, melakukan konstruksi normal di wilayahnya sendiri. Tindakan itu dinilai sepenuhnya berada dalam kedaulatan China.

India dan Cina berbagi perbatasan sepanjang 3.500 km yang dipersengketakan sejak 1950-an. Kedua belah pihak berperang untuk memperebutkan kekuasaan di wilayah itu pada 1962.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement