Ahad 29 Jan 2023 08:53 WIB

Anak Malas ke Sekolah? Mungkin Ini Penyebabnya

Anak berusia tujuh tahun tersebut menolak ke sekolah dan sulit belajar.

Rep: Wilda Fizriyani / Red: Natalia Endah Hapsari
Anak sedang belajar/ilustrasi
Foto: EPA-EFE/BILAWAL ARBAB
Anak sedang belajar/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Seorang bocah laki-laki berinisial P dilaporkan mengalami gangguan belajar selama dua bulan terakhir. Anak berusia tujuh tahun tersebut menolak ke sekolah dan sulit belajar selama periode tersebut.

Mendengar informasi tersebut, Polresta Malang Kota (Makota) memberikan bantuan pelayanan psikologis Melalui tim Sama Ramah (Satgas Polresta Malang Kota Trauma Healing). Tim ini bertujuan untuk membantu masalah yang dialami anak yang berdomisili di Kelurahan Tlogowaru, Kota Malang tersebut.

Baca Juga

Bagian Tim Konselor, Aipda Muis Andhika mengatakan, Tim Konselor Psikologis bertugas setelah diutus Kapolresta Makota  Kombes Pol Budi Hermanto. Mereka diminta untuk datang langsung memberikan pelayanan dan dukungan secara psikologis yakni Trauma Healing. "Ini supaya adik P bisa menghadapi permasalahan yang dialami sehingga menyebabkan ia menjadi susah fokus dan enggan untuk belajar lagi," kata Muis.

Aipda Muis Andhika juga menyampaikan, timnya sudah memberikan konseling atau bimbingan secara psikologis bagi P supaya dia bisa mengatasi permasalahannya. Tim juga melakukan pendekatan secara ringan mengingat adik P  masih berusia tujuh. Sebab itu, timnya harus bisa mengajak P mengobrol layaknya teman. "Semoga setelah ini P bisa lepas dari ganguan belajar yang dia alami, sehingga bisa semangat lagi untuk belajar," kata Muis.

Sementara itu, orang tua P, Zusianto mengucapkan terima kasih kepada Polresta Malang Kota karena sudah mau datang untuk membantu anaknya  yang sekarang mengalami ganguan belajar. Sejauh ini, kata dia, keluarganya sudah berupaya sebisa mungkin untuk membuatnya mau belajar lagi. Namun upaya tersebut tidak kunjung berhasil membuat anaknya mau kembali ke sekolah.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
سَيَقُوْلُ لَكَ الْمُخَلَّفُوْنَ مِنَ الْاَعْرَابِ شَغَلَتْنَآ اَمْوَالُنَا وَاَهْلُوْنَا فَاسْتَغْفِرْ لَنَا ۚيَقُوْلُوْنَ بِاَلْسِنَتِهِمْ مَّا لَيْسَ فِيْ قُلُوْبِهِمْۗ قُلْ فَمَنْ يَّمْلِكُ لَكُمْ مِّنَ اللّٰهِ شَيْـًٔا اِنْ اَرَادَ بِكُمْ ضَرًّا اَوْ اَرَادَ بِكُمْ نَفْعًا ۗبَلْ كَانَ اللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرًا
Orang-orang Badui yang tertinggal (tidak turut ke Hudaibiyah) akan berkata kepadamu, “Kami telah disibukkan oleh harta dan keluarga kami, maka mohonkanlah ampunan untuk kami.” Mereka mengucapkan sesuatu dengan mulutnya apa yang tidak ada dalam hatinya. Katakanlah, “Maka siapakah yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah jika Dia menghendaki bencana terhadap kamu atau jika Dia menghendaki keuntungan bagimu? Sungguh, Allah Mahateliti dengan apa yang kamu kerjakan.”

(QS. Al-Fath ayat 11)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement